5 Pertolongan Pertama saat Seseorang Keracunan Makanan – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.comKeracunan makanan bisa terjadi pada siapa dan di mana saja.

Kita tidak bisa mengontrol kandungan yang terdapat pada setiap makanan, sehingga keracunan makanan terkadang sulit untuk dicegah lebih awal.

Oleh karena itu, kamu perlu tahu apa saja pertolongan pertama keracunan makanan yang perlu dipahami.

Menurut Nutritionist Mochammad Rizal, S.Gz,MS, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

1. Tetap Tenang

Tetap tenang dan jangan panik jika ada keluarga atau anak mengalami keracunan makanan.

Karena saat panik, seseorang malah tidak bisa berpikir jernih dan justru bertindak gegabah.

 

2. Lakukan Hidrasi

Bila ada yang mengalami keracunan makanan, disarankan perbanyak minum air putih.

Air putih bisa membantu untuk membuang racun yang sudah terlanjur masuk lewat urine atau air kencing.

Selain itu mengonsumsi air dapat membantu mencegah dehidrasi. Karena ketika keracunan, seseorang bisa mengalami muntah dan diare.

3. Hindari Mengonsumsi Obat Anti Diare

Karena diare dan muntah adalah mekanisme tubuh atau cara tubuh untuk mengeluarkan racun yang sudah terlanjur kita konsumsi.

Jadi diimbau untuk tidak mengonsumsi obat diare atau anti mual.

 

4.  Segera Lakukan Induksi Muntah

Bila seseorang langsung menyadari bahwa telah menelan racun atau zat berbahayanya, lakukan upaya untuk memuntahkannya. Itu bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Tapi ada referensi yang mengatakan bahwa minum air garam bisa menginduksi atau merangsang muntah.

 

5. Cari Bantuan Medis

Bila sudah melakukan empat cara di atas, segera cari bantuan medis, ke klinik atau puskesmas. Kalau perlu langsung ke rumah sakit.

Terutama ketika mengalami dehidrasi berat, mulut kering, kemudian air kencing sudah sangat pekat dan berwarna gelap, atau disertai gejala pusing, darah rendah, muntah dan diare yang berkepanjangan lebih dari dua hari.

“Apa lagi kalau sampai muntah dan diare itu sampai keluar darah. Kemudian mengalami demam. Segera cari bantuan medis, ke dokter atau ke Puskesmas terdekat,” pungkasnya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *