8 Simbol Perlawanan Palestina Terhadap Israel – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com Konflik yang terus terjadi di Palestina selama puluhan tahun lamanya menimbulkan reaksi dari berbagai negara di dunia.

Bahkan bisa dilihat, seluruh masyarakat di penjuru dunia melakukan demonstrasi untuk mendukung kemerdekaan Palestina yang saat ini diduduki oleh Israel.

Namun ada yang unik dalam aksi demonstrasi yang dilakukan, masyarakat berbondong-bondong menggunakan berbagai simbol-simbol Palestina.

Masing-masing mewakili cara berbeda dalam mendukung perjuangan Palestina. Misalnya ada yang membawa gambar semangka, menggunakan Keffiyeh dan peta sejarah Palestina.

Melansir dari Al Jazeera (5/12), terdapat delapan simbol yang mewakili identitas Palestina dan perlawanan terhadap pendudukan Israel. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

 

1. Keffiyeh

Keffiyeh merupakan hiasan kepala berbahan katun yang berbentuk persegi, berwarna hitam putih, dan memiliki pola kotak-kotak yang khas.

Kain tersebut adalah merek dagang milik Yasser Arafat. Namun, saat ini telah diadopsi secara global oleh individu, aktivis dan organisasi untuk mendukung perjuangan Palestina.

Hiasan kepala Keffiyeh biasanya dikenakan oleh wanita dan pria di Palestina, untuk melambangkan perjuangan mereka menentukan nasib sendiri, keadilan dan kebebasan.

Awalnya keffiyeh digunakan untuk melindungi diri dari sinar matahari oleh orang-orang di Timur Tengah.

Namun, menjadi popularitas selama Revolusi Arab melawan pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1930 an.

Cara menggunakan Keffiyeh yaitu dilipat dalam bentuk segitiga dan disampirkan di bahu hingga menutupi kepalanya.

2. Pohon Zaitun

Pohon zaitun memiliki sejarah yang kuat di Tanah Palestina dan berkaitan dengan perdamaian serta kemakmuran selama berabad-abad.

Budidaya Zaitun juga turut membantu perekonomian warga Palestina melalui produksi minyak zaitun, zaitun meja, dan sabun.

Selain itu, pohon Zaitun juga melambangkan ketahanan Palestina melawan pendudukan Israel.

Pohon-pohon zaitun bisa mengatasi kekeringan, suhu di bawah nol, embun beku, dan bahkan kebakaran.

Diketahui, sekitar 80.000 hingga 100.000 keluarga Palestina bergantung pada panen zaitun sebagai penghasilan mereka, yang berlangsung setiap tahun antara bulan Oktober dan November.

Namun akibat pembatasan ketat Israel dan serangan pemukim, kini warga Palestina tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan, menurut PBB, lebih dari 5.000 pohon zaitun milik warga Palestina di Tepi Barat telah dirusak oleh pendudukan Israel dalam lima bulan pertama tahun 2023.

3. Sulaman Palestina

Pada tahun 2021, UNESCO menambahkan sulaman tradisional Palestina ke dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda.

Seni menyulam Palestina atau yang disebut dengan Tatreez, adalah praktik jarum dan benang dekoratif yang diturunkan dari generasi ke generasi wanita Palestina.

Berbagai daerah di Palestina telah mengembangkan gaya Tatreez unik mereka sendiri yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan Palestina dan pengalaman lokal.

Setiap pola memiliki makna atau cerita berbeda di baliknya dan polanya berkisar dari motif yang terinspirasi dari alam, seperti pepohonan, hingga bentuk geometris.

Pakaian yang paling umum dihias dengan sulaman adalah thobe tradisional atau gaun longgar yang dikenakan oleh wanita Palestina.

Gaun tersebut biasanya terbuat dari linen, katun, wol atau sutra, dan ditenun dengan tangan atau di pusat tenun besar.

4. Kunci Palestina

Pada tahun 1948, pasukan militer Zionis Israel mengusir setidaknya 750.000 warga Palestina dari rumah dan tanah mereka. Peristiwa itu dikenal sebagai Nakba yang berarti “bencana” dalam bahasa Arab.

Banyak  warga Palestina yang masih membawa kunci rumah mereka dengan harapan mereka akan kembali suatu hari nanti

Kunci-kunci ini telah diwariskan selama beberapa generasi dan disimpan sebagai simbol hak warga Palestina untuk kembali.

Sebuah prinsip yang diabadikan dalam hukum internasional yang memberikan hak kepada individu untuk kembali ke rumah asal mereka.

Dalam serangan terbaru Israel di Gaza, setidaknya 1,5 juta warga Palestina telah diusir dari rumah mereka, dua kali lipat jumlah mereka yang mengungsi saat Nakba pada tahun 1948.

Bagi warga Palestina, Nakba bukanlah sebuah peristiwa sejarah tersendiri. Ini adalah proses perpindahan yang berkelanjutan dan tidak pernah berhenti.

5. Peta Palestina

Peta garis besar sejarah Palestina mewakili wilayah geografis yang terkait dengan negara tersebut sebelum berdirinya negara Israel pada tahun 1948.

Peta tersebut berfungsi sebagai representasi visual dari klaim Palestina atas tanah mereka dan penentuan nasib sendiri.

Pada tahun 1948, pasukan militer Zionis mengusir setidaknya 750.000 warga Palestina dari rumah mereka dan merebut 78 persen wilayah bersejarah Palestina.

Sisanya yang sebesar 22 persen dibagi menjadi wilayah yang sekarang menjadi Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang terkepung.

Peta Palestina kini banyak dijadikan kalung (membentuk peta Palestina), seringkali menampilkan detail rumit perbatasan dan kota di peta.

T-shirt, spanduk dan berbagai barang bergambar peta bersejarah Palestina digunakan sebagai ungkapan solidaritas masyarakat dunia terhadap Palestina.

6. Masjid Al-Aqsa

Kompleks Masjid Al-Aqsa terletak di Yerusalem, ibu kota yang kini diperebutkan di jantung konflik Israel-Palestina.

Masjid Al-Aqsa memiliki makna keagamaan, budaya, dan politik yang mendalam bagi warga Palestina.

Umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW naik ke surga pada saat Perjalanan Malam (Isra’ dan Mi’raj) melalui Masjid Al-Aqsa.

Tak salah jika Palestina dan Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai salah satu negara dan situs paling suci dalam Islam.

Kompleks ini dikenal oleh umat Islam sebagai al-Haram ash-Sharif sementara bagi orang Yahudi dikenal sebagai Temple Mount.

Situs ini sering menjadi titik konflik, dimana pasukan Israel berulang kali melakukan penggerebekan, penutupan dan pembatasan terhadap jamaah Muslim di situs tersebut.

7. Handala

Handala merupakan karakter kartun yang dibuat oleh kartunis Palestina bernama Naji al-Ali yang mencerminkan pengalaman masa kecilnya sebagai pengungsi dan penderitaan warga Palestina yang terus terlantar akibat peristiwa Nakba.

Versi pertama kartun tersebut muncul di surat kabar Kuwait pada tahun 1969 dan digambar menghadap penonton.

Namun, pada tahun 1973 setelah Perang Oktober, al-Ali mulai menggambar Handala dengan punggung menghadap untuk mencerminkan bagaimana dunia sendiri telah berpaling dari Palestina.

Handala bertelanjang kaki dan mengenakan pakaian compang-camping seperti yang diingat anak-anak kamp pengungsi al-Ali ketika dia terpaksa meninggalkan desanya saat masih berusia 10 tahun.

8. Semangka

Semangka menjadi buah paling ikonik yang mewakili Palestina. Tumbuh dari Kota Jenin hingga Gaza, buah ini memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina – merah, hijau, putih dan hitam.

Semangka digunakan warga Palestina untuk memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas mereka.

Dimana pada tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat dan Jalur Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur, pemerintah melarang bendera Palestina di wilayah pendudukan.

Meski bendera tidak selalu dilarang oleh undang-undang, namun semangka dianggap sebagai simbol perlawanan Palestina.

Ide tersebut kemudian muncul dan semakin marak dalam seni, kemeja, grafiti, poster, dan emoji semangka yang berterbangan di media sosial.

Dalam konflik yang terjadi saat ini, orang-orang menggunakan emoji semangka sebagai cara untuk menghindari “shadow banned” di media sosial ketika memposting tentang kejadian terkini di Gaza.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *