8 Tradisi Khas Perayaan Maulid Nabi di Indonesia – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.comMaulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap 12 Rabiul Awal.

Tahun ini, perayaannya jatuh pada Kamis (28/9/2023).

Masyarakat Indonesia biasa memperingati perayaan ini dengan sejumlah tradisi kuliner dengan makanan khas daerahnya.

Merangkum delapan makanan khas Maulid Nabi di Indonesia berikut ini.

1. Endog-endogan 

Endog berarti telur. Tradisi endog-endogan merupakan cara masyarakat Kabupaten Banyuwangi memperingati Maulid Nabi.

Telur akan direbus, lalu dihias untuk dibagikan ke masyarakat sekitar.

Biasanya, endog-endogan akan dilakukan selama satu bulan penuh, berganti dari satu kampung ke kampung lainnya.

Endog-endogan sudah ada sejak abad ke-18, kala Islam masuk ke wilayah Kerajaan Blambangan.

Telur pun dipilih sebagai simbol kelahiran, seperti disampaikan Suhailik, sejarawan lokal Banyuwangi.

2. Kuah Beulangong 

Makanan Maulid Nabi ini berasal dari Aceh. Dibuat dari kari kambing dan disajikan dengan nangka muda.

Beulangong berarti kuali besar, tempat di mana olahan kambing ini dimasak saat perayaan Maulid Nabi, sementara blang berarti sawah dalam bahasa Aceh.

Kuah beulangong juga disajikan pada masa panen petani.

Para petani akan memotong kambing dan memasaknya di tengah sawah, seperti disampaikan Ketua Yayasan Argadia Citra Indonesia Provinsi Aceh Elvirawati.

3. Olahan Bandeng 

Masyarakat Sidoarjo, Jawa Timur, memperingati Maulid Nabi dengan olahan bandeng setiap tahunnya.

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menggelar pasar murah ikan bandeng saat mendekati Maulid Nabi.

Olahan bandeng pun menjadi ikon daerah ini. Mudah ditemukan di sepanjang jalan, seperti bandeng presto dan otak-otak bandeng.

 

4. Ketupat Sumpil 

Sumpil mirip dengan ketupat. Dibuat dari beras dan dibungkus menggunakan daun bambu.

Itu sebabnya makanan khas Kendal, Jawa Tengah, ini dikenal dengan nama ketupat. Hanya saja, bungkusnya berbentuk limas segitiga.

“Bentuknya yang segitiga itu konsep yang mirip dengan Islam. Konsep Tuhan dan alam sekitar,” ujar Wira Hardiyansyah, Traveling Chef Wira.

Masyarakat Kaliwungu akan saling mengirim makanan ini ketika Maulid Nabi. Tradisinya sudah berlangsung sejak dulu, dimulai oleh Sunan Kalijaga.

5. Nasi Suci Ulam Sari

Nasi suci ulam sari adalah makanan Maulid Nabi khas Pacitan, Jawa Timur, terdiri dari nasi uduk dan lauk ayam utuh rebus yang disajikan berbentuk tumpeng.

Harum dan putihnya nasi uduk memiliki filosofi khusus, yakni seperti bayi yang terlahir kembali.

Nasi suci dianggap sebagai simbol permohonan masyarkat di Jawa agar diberkahi Allah SWT dan dijauhkan dari bahaya.

6. Ampyang Maulid 

Ampyang ini berbeda dengan yang biasa dikenal.

Bukan dibuat dari campuran kacang tanah dan gula jawa, Ampyang Maulid dibuat dari nasi kepal.

Nasi kepal dilengkapi lauk dan kerupuk warna-warni, kemudian dibungkus daun jati sebelum dinikmati saat Maulid Nabi.

Pemuka agama Islam beserta sesepuh akan mendoakan makanan ini saat tradisi kirab dilakukan di Kudus, Jawa Tengah.

Pusatnya berada di Masjid Wali At-Taqwa, Desa Loram Kulon dan Ampyang Maulid akan dibagikan ke masyarakat.

7. Kue Kolombengi dan Wapili 

Kedua jenis kue ini biasa muncul ketika Maulid Nabi di Gorontalo. Kue kolombengi dan wapili disusun rapi di atas tolangga.

Tolangga berbentuk menara atau perahu dan diisi penuh dan rapat dengan kue kolombengi dan wapili.

Tradisi ini sudah ada sejak lama di Gorontalo, kira-kira sejak abad XVI saat agama Islam masuk.

8. Bulukat Kuah Tuhe 

Makanan khas Aceh ini mudah ditemui selama Ramadhan.

Ketika Maulid Nabi, Bulukat Kuah Tuhe juga banyak disajikan oleh masyarakat Aceh.

Bahannya terdiri dari pisang, ketan, dan nangka. Warnanya putih pucat dan disajikan dengan kuah gurih.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *