Alasan Megawati Usul Nomor Urut Tak Diganti

ByRedaksi

16 November 2022
PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. (Dok. PDIP)

Jakarta-Liputanbangsa.com Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri usul terkait Nomor Urut Parpol di Pemilu 2024 tidak diganti akan jadi kenyataan. Usulan itu akan terealisasi melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Pemilihan Umum (Perpu Pemilu).

Untuk diketahui, usulan tidak diubahnya nomor urut partai politik itu pertama kali digagas oleh Megawati. Dengan begitu, nomor urut partai politik di pemilu 2024 itu sama dengan nomor yang didapat di pemilu 2019. Pengundian nomor hanya diperuntukkan partai politik baru.

Megawati mengatakan usulan itu guna menghemat alat peraga. Menurutnya, alat peraga akan menjadi beban jika tiap pemilu harus ganti karena nomor yang berubah.

“Jadi dari pihak PDIP, kami mengusulkan kepada KPU untuk melihat kembali, tapi pengalaman dua kali pemilu sebenarnya yang namanya tanda gambar itu, nomor itu sebenarnya saya katakan kepada Bapak Presiden dan Ketua KPU dan Bawaslu bahwa itu terlalu menjadi beban bagi partai,” kata Megawati di Seoul, Korea Selatan, Jumat (16/9/2022).

“Karena secara teknis itu kan harus ganti lagi dengan bendera atau alat peraga yang begitu banyak, sehingga bagi kami itulah yang saya sampaikan,” lanjutnya.

Megawati Sudah Usul ke KPU-Bawaslu

Megawati mengaku sudah mengusulkan hal itu ke KPU dan Bawaslu. Menurutnya, KPU memahami makna usulan tersebut.

“Saya tentu sebagai partai saya bilang boleh saja dong mengusulkan. Nanti kalau partai lain saya belum tahu, tapi ini prinsip saya lihat KPU sangat bisa mengerti dan berkeinginan seperti itu. Jadi saya bilang yang pemilu lalu itu sudah tarik nomor itulah nomornya,” ucapnya.

Dengan begitu, kata Megawati, partai lama yang sudah ikut pemilu tidak usah mengambil nomor lagi. Sehingga hanya partai barulah yang mengambil nomor.

“Yang belum tertarik nomor itu, silakan dari partai-partai yang akan masuk dan sedang diverifikasi, sehingga dengan demikian suatu saat ke depannya nomor itu kepegang terus sehingga tentunya dari sisi pendidikan pembelajaran kepada rakyat, rakyat itu kan nantinya sudah pasti bertanya-tanya,” ucapnya.

“Usulan ini kan kalau saya lihat ini prinsip sangat bisa dimengerti. Nanti kalau belum tentu mau, ya itu saya nggak tahu. Tapi dari sisi kami, kami merasa itu bahan yang tidak terpakai lagi, karena gambarnya sama, nomornya yang berbeda,” imbuhnya. (LBI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *