Arti Tarian Walijamaliha yang Dipilih untuk Sambut Tamu KTT ASEAN 2023 – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.comTahun 2023 Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN. Kegiatan KTT ASEAN ini diselenggerakan pada 5-7 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).

KTT ASEAN tahun ini dihadiri oleh 22 negara yakni negara ASEAN dan negara mitra (Korea Selatan, Jepang, India, China, Australia, Selandia Baru, Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat serta 9 organisasi internasional.

Salah satu momen menarik dalam acara KTT ASEAN tersebut adalah para tamu disambut meriah oleh pertunjukkan Tari Walijamaliha asal Provinsi Banten.

Apa makna dari tarian tersebut sehingga dipilih untuk menyambut para tamu KTT ASEAN 2023?

 

Sejarah Tari Walijamaliha

Tarian Walijamaliha disebut sebagai khazanah kepustakaan daerah Banten sebagaimana dituliskan dalam Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Tari Walijamaliha sebagai Stimulus Kreativitas dalam Menciptakan Gerak Tari oleh Dwi Junianti Lestari dan Arif Permana Putra.

Tari Walijamaliha diresmikan sebagai tari khas Banten pada acara Festival Anyer, 5 November 2010 lalu.

Sejak saat itu, Tari Walijamaliha dijadikan tari selamat datang atau penyambutan yang mendeskripsikan tentang identitas Banten.

Penggagas tarian ini adalah Ratu Atut Chosiyah yang saat itu merupakan Gubernur Banten.

Kemudian, Kadisbudpar Provinsi Banten, Egi Djanuiswati meminta para seniman untuk merealisasikan dan menggarap tariannya selama satu tahun.

Alhasil, tarian ini hingga kini memiliki dua puluh ragam gerak tari yang muatannya berasal dari daerah di Provinsi Banten.

Tarian ini pun mempunyai nuansa warna biru, merah muda, hitam, dan hijau yang menunjukkan kehangatan dari warga Banten.

 

Makna Tari Walijamaliha

Secara etimologi Walijamaliha berasal dari Bahasa Arab yang berarti daerah yang mempunyai kecantikan atau daya tarik.

Kata Walijamaliha pun merupakan susunan dari beberapa kata yakni Lima lih (alam), Walisahabil (memiliki sejarah keturunan), Waliddiniha (ketaatan agama), dan Walijamalih (daya tarik).

Selain menunjukkan gerakan ritmis dari para penari, Tari Walijamaliha memiliki makna pengungkapan ekspresi jiwa dan merupakan sarana komunikasi visual pengenalan kekayaan alam, sejarah kesultanan, masyarakat religius, dan nilai kebhinekaan.

Penari tarian Walijamaliha kebanyakan adalah perempuan karena mencerminkan karakter masyarakat Banten yang terbuka, riang, ramah, hangat dan energik dalam suasana yang agamis.

Selain kesan hangat, nuansa Islam akan terlihat saat menonton pertunjukan tarian ini.

Lebih jauh lagi, Tari Walijamaliha mempunyai enam filosofis yang berkaitan dengan rukun iman sebagai simulasi dan stilasi dari kebahagiaan dan rasa syukur dalam menjalin silahturahmi dengan sesama insani.

(ar/lb)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *