Edukasi Ragam Pangan Bergizi Dinilai Penting untuk Antisipasi El Nino – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi ancaman El Nino di Indonesia yang puncaknya akan terjadi pada Agustus-September 2023.

Ancaman El Nino itu diprediksi berintensitas lemah hingga moderat, sehingga dikhawatirkan akan berdampak terhadap pasokan air atau kekeringan dan produktivitas pangan atau ketahanan pangan nasional.

Oleh karena itu, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat (Rerie) menilai pemahaman masyarakat tentang sumber pangan bergizi yang beragam perlu ditingkatkan.

Hal ini untuk mengantisipasi ancaman perubahan iklim yang berisiko mengganggu ketersediaan pangan.

Dia mengatakan upaya ini sekaligus untuk mengakselerasi pengentasan stunting di Tanah Air.

“Potensi gangguan ketersediaan pangan harus segera diantisipasi dengan peningkatan pemahaman masyarakat terkait beragam pangan bergizi dari sumber pangan yang tersedia,” kata Rerie dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).

Baca Juga :

Harga Gandum Naik, Bos Mie Instan Usahakan Harga Tetap Stabil – Liputan Online Indonesia

Menurutnya, prakiraan BMKG perlu diantisipasi dengan baik oleh para pemangku kebijakan.

Sebab jika ketahanan pangan terganggu, bisa ikut berimbas terhadap upaya akselerasi sejumlah program. Salah satunya program pengentasan stunting, yang menuntut asupan kecukupan gizi masyarakat.

“Apalagi Kementerian Kesehatan menargetkan prevalensi stunting di 2023 menjadi 17% dan pada 2024 menjadi 14%,” tuturnya.

Legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu menjelaskan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terbaru pada 2022 menunjukkan prevalensi stunting Indonesia di angka 21,6%.

Untuk menekan jumlah tersebut menjadi 14 persen di tahun 2024, maka dibutuhkan upaya serius. Khususnya dalam mengantisipasi dampak potensi terganggunya ketersediaan pangan.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat kesiapan masyarakat dan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus segera dipastikan dalam menghadapi sejumlah tantangan tersebut.

“Sosialisasi masif terkait sejumlah alternatif sumber pangan bergizi yang tersedia di lingkungan masyarakat sangat penting, untuk mengantisipasi potensi gangguan ketersediaan pangan akibat perubahan iklim,” katanya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *