Eropa Terancam Resesi, Harga Minyak Dunia Turun – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.com –  Harga minyak turun pada hari Selasa untuk sesi ketiga berturut-turut setelah data ekonomi yang lambat dari Jerman, zona euro dan Inggris membebani prospek permintaan minyak.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun $1,76, atau 2%, menjadi USD 88,07 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun USD 1,75, atau 2,1%, menjadi ditutup pada USD 83,74 per barel.

 

Ancaman Resesi Eropa

Data aktivitas bisnis zona Euro secara mengejutkan mengalami penurunan pada bulan ini, menunjukkan bahwa blok tersebut mungkin akan tergelincir ke dalam resesi.

Data di Jerman menunjukkan bahwa resesi di negara tersebut sedang berlangsung.

Dunia usaha di Inggris kembali melaporkan penurunan aktivitas bulanan, menyoroti risiko resesi menjelang keputusan suku bunga Bank of England minggu depan.

“Pasti ada dialog mengenai kondisi ekonomi global yang menjadi lebih buruk minggu ini dibandingkan minggu lalu,” kata analis Mizuho Robert Yawger.

“Tidaklah membantu jika banyak bankir dan pakar keuangan terkemuka di Arab Saudi saat ini berbicara tentang betapa buruknya perekonomian,” tambah Yawger, mengacu pada acara Inisiatif Investasi Masa Depan yang dijuluki “Davos di Gurun” dan menjadi penentu harga minyak.

 

Ekonomi AS Justru Membaik

Berbeda dengan Eropa, data AS menunjukkan output bisnis meningkat pada bulan Oktober karena sektor manufaktur keluar dari kontraksi lima bulan.

Kekuatan relatif ekonomi AS membantu mengangkat dolar, membuat minyak dalam mata uang dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Meskipun pasar khawatir terhadap perang di Timur Tengah dan upaya Arab Saudi untuk memperketat pasokan, permintaan juga menjadi hambatan besar untuk sementara waktu,” kata John Kilduff, partner di Again Capital yang berbasis di New York.

 

Sentimen Perang Israel-Hamas

Pembebasan sandera dari Gaza dan mengintensifkan upaya diplomatik untuk membendung konflik antara Israel dan Hamas juga telah menghilangkan risiko yang membantu mendorong harga Brent ke level tertinggi dalam sebulan pada hari Jumat, kata Kilduff dan Yawger.

Patokan harga minyak telah turun lebih dari 2% pada hari Senin karena upaya diplomasi.

Pada hari yang sama, Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan bahan bakar fosil akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 berdasarkan kebijakan pemerintah saat ini.

Di Amerika Serikat, kenaikan mingguan stok minyak mentah diperkirakan terjadi dalam jajak pendapat awal Reuters.

Laporan penyimpanan di AS dikeluarkan dari kelompok industri American Petroleum Institute dan dari Badan Informasi Energi AS.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *