Ganjar ke Jogja, Temukan Gula Putih Per Kilo Rp 10.000

ByRedaksi

16 Mei 2022
Gula Putih Per Kilo 10.000 Rupiah

JOGJA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkejut dengan murahnya harga sembako di Jogja. Saat gowes ke daerah Mangunsudiran, Minggu (15/5), Ganjar melihat ramai emak-emak membeli berbagai bahan pokok dengan harga di bawah pasaran itu.

Misalnya harga gula putih kemasan dijual Rp 10.000 per kilogram (kg). Sayuran segar satu ikat hanya Rp 5.000, susu kental manis sekaleng Rp 5.000, mi instan Rp 5.000 dapat tiga bungkus dan masih banyak yang lainnya. Jelas saja, lokasi jualan itu dikerumuni emak-emak.

“Kok murah Bu, ini beneran,” tanya Ganjar pada ibu-ibu yang berkerumun untuk belanja di lokasi itu.

“Beneran Pak, ini memang murah,” ucap mereka kompak.

Usut punya usut, emak-emak itu ternyata tengah berbelanja di pasar murah Kagama Canthelan. Yakni program yang dilakukan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) melalui pemberian bantuan sembako pada masyarakat yang membutuhkan. Program itu dilakukan Kagama di berbagai tempat di Indonesia sejak awal pandemi lalu dan berlangsung sampai saat ini.

“Ini dulu malah gratis Pak, tapi masyarakat sini malu kalau ambil gratis terus. Akhirnya kami konsep seperti pasar murah dan ternyata justru mereka antusias,” kata pengurus Kagama Canhelan Mangunsudiran, Ekandari.

Tak hanya dengan uang, terkadang masyarakat bisa barter barang. Jika mereka memiliki beras tapi tidak punya lauk, biasanya mereka datang untuk menukar beras dengan lauk yang ada.

“Jadi saling membantu, berasnya bisa dipakai yang lain. Sampai sekarang beberapa masih jalan,” ucapnya.

Selain di Mangunsudiran, Ganjar juga mengunjungi program Kagama Canthelan di Gowok, Caturtunggal Jogja. Di tempat itu, Ganjar melihat aksi sosial juga melibatkan masyarakat. Warga yang mampu menyisihkan uang sisa belanja sehari-hari dan dimasukkan ke kotak yang ada di pinggir jalan desa.

Uang yang terkumpul di kotak itu kemudian dibelikan sembako untuk dicanthelkan di depan kantor RW. Masyarakat tak mampu lain bisa mengambil secara gratis.

“Saya beberapa waktu lalu ke Makassar dan ada Kagama Canthelan di sana. Saat ini ke Jogja juga ada. Saya senang meski setelah selesai pandemi atau minimal berkurang, gerakan ini terus berjalan dan dikembangkan,” papar Ganjar.

Ganjar berharap program Kagama Canthelan ini tetap dilestarikan. Pandemi mungkin sudah mulai berakhir atau mulai berkurang, namun menurut Ganjar, aksi-aksi sosial yang muncul selama pandemi harus terus berlanjut. Ar/lb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *