liputanbangsa.com – Media sosial Korea Selatan tengah diramaikan oleh keindahan sebuah gereja tua yang bernama Gereja Gasil usai tayang dalam drama populer WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES.
Gereja tersebut bukan sekadar latar sinematik biasa, melainkan menyimpan sejarah panjang sejak abad ke-19 dan kini menjadi magnet baru wisata religi dan budaya.
Gereja Gasil, yang berlokasi di distrik kecil bernama Whyang-eup, Chilgok-gun, Provinsi Gyeongbuk, menjadi saksi bisu pernikahan tokoh IU dalam drama tersebut.
Adegan yang menampilkan balon terbang dan senyuman haru sukses mengundang rasa penasaran publik yang langsung berbondong-bondong mencari tahu lokasi aslinya.
Tak berselang lama setelah episode itu tayang, unggahan tentang lokasi syuting tersebut langsung menghiasi media sosial.
Lokasi dan Sejarah Singkat Gereja Gasil
Gereja Gasil terletak di Whyang-eup, Cheongju, Korea Selatan. Berdiri pada tahun 1895, gereja ini memiliki sejarah panjang yang berakar dari zaman penjajahan Jepang.
Arsitektur gereja menggabungkan elemen-elemen gaya Romanesque yang khas, dengan dinding bata merah yang ikonik dan menara lonceng yang menjulang tinggi.
Sejarah gereja ini juga terkait dengan masa-masa sulit di Korea, terutama saat Perang Korea.
Sebagai tempat perlindungan bagi umat Katolik yang melarikan diri dari kekerasan, gereja ini memiliki nilai historis yang dalam bagi masyarakat setempat.
Gasil Church mengalami beberapa renovasi penting sepanjang sejarahnya, tetapi selalu mempertahankan nuansa klasik yang menawan.
Pada 2003, gereja ini diakui sebagai situs warisan budaya oleh pemerintah Korea Selatan, menambah keistimewaannya sebagai situs bersejarah dan budaya yang patut dihormati.
Gasil Church dalam Drama “When Life Gives You Tangerines”
Adegan pernikahan dalam WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES yang melibatkan karakter utama, yang diperankan oleh IU, difilmkan di Gasil Church.
Adegan ini menjadi sangat ikonik berkat suasana romantis dan visual yang memukau.
Dalam adegan tersebut, karakter utama mengenakan gaun pengantin putih, sementara suasana sekitar dipenuhi dengan balon warna-warni dan bunga sakura yang sedang mekar.
Selain menjadi bagian penting dari cerita, adegan ini juga menghubungkan sejarah gereja dengan kehidupan modern, membawa nuansa segar bagi pemirsa yang mungkin sebelumnya tidak mengenal gereja ini.
Setelah tayangnya adegan tersebut, banyak orang yang tertarik untuk mengunjungi gereja dan merasakan atmosfer yang sama seperti yang ditampilkan dalam drama.
Â
(ar/lb)