Heboh Dugaan Kucing Rabies di Semarang – Liputan Online Indonesia

SEMARANG, liputanbangsa.com – Beberapa kucing diduga rabies diamankan warga RT 14 RW 1 Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.

Damkar kemudian menyerahkan kucing-kucing diduga rabies tersebut ke Dinas Pertanian (Dispertan) untuk diperiksa apakah terkena rabies atau tidak.

Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang langsung melakukan pemeriksaan atas kucing liar yang diduga rabies di Sampangan, Gajahmungkur.

Hasil pemeriksaan terhadap kucing tersebut tidak menunjukkan gejala rabies.

”Sudah kami observasi terhadap 4 kucing. Hasilnya tidak menunjukkan gejala rabies,” terang Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, Minggu, (20/7).

Ia mengungkapkan telah mengevakuasi empat kucing liar yang sakit di Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur.

Pihaknya langsung melakukan pemeriksaan, dan kucing tersebut tidak menunjukan gejala-gejala rabies.

Gejala rabies, menurut Hernowo, antara lain, biasanya hewan takut cahaya maupun air.

Selain itu, hewan juga cenderung agresif serta mengalami hopersalivasi atau keluar air liur berlebihan.

Tetapi, hewan yang keluar air liur berlebihan tidak selalu menunjukan rabies.

“Jadi tidak usah panik. Kasus di Gajahmungkur aman. Tidak apa-apa. Dia (kucing) tidak takut sinar, tidak takut air. Tidak menunjukan gejala-gejala rabies,” papar Hernowo.

 

Di Gunungpati

Kemudian, Hernowo menambahkan, hewan peliharaan kucing yang ditemukan mati di selokan daerah Gunungpati juga tidak perlu dikhawatirkan.

Saat petugas datang, hewan tersebut memang sudah dalam kondisi mati.

Selanjutnya, Dispertan mengirim hewan tersebut ke Balai Besar Veteriner Yogyakarta untuk pengecekan laboratorium.

“Hasil lab baru keluar sekitar 3-4 hari ke depan. Kemarin sudah mati, kami sudah identifikasi. Karena kejepit di selokan jadi agresif.”

”Sebenarnya karena itu (hewan) rumahan tidak kami khawatirkan,” jelasnya.

Hernowo menandaskan bahwa Jawa Tengah termasuk Semarang merupakan daerah yang masih bebas rabies.

Kepanikan masyarakat dipicu oleh banyak hewan liar.

Dispertan pun sebenarnya melakukan sterilisasi massal untuk kucing liar dengan menggandeng komunitas peduli hewan.

”Memang belum bisa menjangkau seluruh kucing liar di lapangan. Rencananya, pada September mendatang, kita akan lakukan lagi sterilisasi hewan-hewan liar,’’ tutur Hernowo.

 

(ar/lb)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *