Indocement Manfaatkan Pengolahan Sampah Bantargebang untuk Kurangi CO2 – Liputan Online Indonesia

Aktivitas pembuangan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/10).

JAKARTA, liputanbangsa.comPT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) menggunakan bahan bakar alternatif Refuse-Derived Fuel (RDF) dari pengolahan sampah TPST Bantargebang untuk proses produksi semen di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor.

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya, mengatakan kerja sama ini merupakan langkah awal dalam mengatasi permasalahan sampah DKI Jakarta dan berharap akan membantu mengurangi jumlah sampah yang tertimbun di TPST Bantargebang.

“Penggunaan RDF yang diproduksi oleh TPST Bantar Gebang sebanyak 625 ton setiap harinya sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara,” ujar Christian, Minggu (6/8).

Bagi Indocement, kata dia, pemanfaatan bahan bakar alternatif sejalan dengan visi dan misi perusahaan untuk mengurangi CO2 dari pemakaian bahan bakar fosil (batu bara).

“Dalam proses produksi semen serta penggunaan berbagai bahan bakar fosil dan bahan baku alternatif lainnya, sejalan dengan our new purpose yaitu Material to Build Our Future,” ucapnya.

Christian juga berharap kerja sama antara Indocement dan Pemprov DKI Jakarta bisa menjadi contoh best practice kerja sama penangganan sampah antara pihak swasta (pabrikan semen) dan pemerintah daerah.

Indocement sendiri telah menggunakan bahan bakar alternatif sebesar lebih dari 18% sampai dengan tahun 2022 yang lalu dan mentargetkan konsumsi bahan bakar alternatif mencapai lebih dari 40% di tahun 2030.

“Salah satunya telah memulai proyek pemasangan solar panel di Citeureup dan Tarjun,” kata dia.

 

Pertagas Pasok 9.000 MMBTUD Gas Bumi ke Indocement

Sebelumnya, Subholding Gas Pertamina memenuhi kebutuhan energi gas bumi konsumen industri PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement), untuk pembangkit listrik dan produksi semen.

Pemenuhan kebutuhan gas bumi oleh Subholding Gas dilakukan oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) pada Senin (19/22/2022) dilakukan oleh Direktur Utama Pertagas Gamal Imam Santoso dan Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya.

Direktur Utama Pertagas Gamal Imam Santoso mengatakan, kerja sama ini Pertagas akan memenuhi kebutuhan gas untuk pembangkit listrik serta produksi semen putih milik Indocement dengan kebutuhan sekitar 9.000 MMBTUD.

Kebutuhan tersebut akan memanfaatkan gas dari wilayah Jawa Barat dan disalurkan melalui infrastruktur Subholding Gas.

Subholding Gas memiliki infrastruktur pipa yang terintegrasi yang membentang dari Sumatera hingga ke wilayah Jawa Barat Cirebon sampai ke Cilegon termasuk salah satunya yang menuju plant milik Indocement,” kata Gamal.

Gamal menambahkan bahwa Pertagas sebagai bagian dari PGN, Subholding Gas Pertamina, akan terus berkomitmen untuk menjadi partner terbaik Indocement dalam pemenuhan kebutuhan gas secara berkelanjutan.

“Pertagas memiliki pengalaman, portofolio serta kompetensi yang dapat diandalkan oleh Indocement sebagai salah satu mitra strategis,” ujar Gamal.

 

Infrastruktur Gas

Subholding Gas sendiri secara berkelanjutan akan terus berupaya dalam memperluas pengembangan infrastruktur gas untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai industri salah satunya adalah industri semen.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah yaitu mendukung tercapainya transisi energi yang ramah lingkungan melalui gas bumi, demi tercapainya Net Zero Emission 2060.

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya menyambut baik kerjasama dengan Pertagas.

Pasalnya, menjadikan Indocement merupakan satu-satunya produsen semen putih di Indonesia yang menggunakan gas untuk proses produksinya sehingga menghasilkan produk yang bermutu dan ramah lingkungan

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pertagas atas kerjasama dan usaha terbaik yang diberikan khususnya dalam penyediaan pasokan gas kebutuhan Indocement,” ujar Christian.

Christian berharap melalui pasokan gas yang konsisten dan sesuai spesifikasi yang disepakati bersama, akan mampu meningkatkan kinerja operasional sebagai eksportir klinker dan industri semen nasional berbasis gas bumi di Indonesia.

 

(ar/lb)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *