Indonesia Jadi Tuan Rumah KTT AIS 2023, Ini Topik Bahasannya – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States atau AIS akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 10 sampai 11 Oktober 2023.

Forum negara pulau dan kepulauan tersebut salah satunya membahas tata kelola laut berkelanjutan.

Sekretaris Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ayodhia G.L. Kalake, mengatakan Indonesia bakal mengundang 51 negara di KTT AIS.

Ia berharap pelaksanaan forum tersebut bisa sukses seperti G20 lalu.

InsyaAllah KTT AIS Forum ini akan dilaksanakan pada 11 Oktober 2023 di Bali dan juga secara paralel akan dilakukan pertemuan tingkat menteri AIS Forum pada 10 Oktober 2023 yang akan menjadi pertemuan untuk menyiapkan dokumen ataupun hal-hal khusus lainnya yang berkaitan dengan KTT AIS tersebut,” kata Ayodhia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).

KTT AIS Forum dibentuk untuk mendorong kolaborasi antarnegara pulau dan kepulauan seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan juga permasalahan yang dihadapi khususnya pada sektor pembangunan kelautan, mitigasi perubahan iklim, dan penanggulangan pencemaran di laut.

Ayodhia menilai langkah menjadi tuan rumah KTT AIS bisa membuat Indonesia bisa mengambil peran penting, khususnya dalam menjaga tata kelola laut yang berkelanjutan.

“Jadi kita punya peran penting dan strategis menentukan tata kelola laut yang berkelanjutan,” tutur Ayodhia.

Ayodhia mengungkapkan mayoritas anggota AIS Forum adalah negara berkembang.

Forum tersebut diharapkan bisa mendorong kerja sama untuk mendukung ekonomi biru yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Ayodhia berharap KTT AIS bisa mempererat hubungan dengan negara-negara mitra dalam menghadapi tantangan bersama dan memitigasinya sehingga forum itu juga bisa membuka peluang pasar atau bisnis baru.

“Pada intinya kita mendorong blue economy, pengembangan laut yang berkelanjutan termasuk dari wisata baharinya,” ujar Ayodhia.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Advisor for Climate and Environmental Governance AIS Program Manager, Abdul Wahib Situmorang, menjelaskan paling tidak ada lima tujuan atau deklarasi dari KTT AIS.

Pertama, mendorong tema solidaritas dan ekonomi biru. Kedua, peluncuran beberapa inisiatif kunci seperti blue startup hub dan marketplace inovasi solusi dalam terkait pembangunan kelautan, mitigasi perubahan iklim.

“Kita juga akan luncurkan penghitungan blue economy development index, yaitu indeks untuk mengukur tingkat ekonomi biru negara pulau kepulauan. Tujuannya untuk memberikan policy feedback dan policy input untuk mendukung ekonomi biru mereka,” ungkap Wahib.

Keempat adalah demonstrasi solusi inovasi dan solusi pintar untuk memastikan daya dukung terjaga dalam menghadapi tantangan yang ada.

“Kelima, kami juga akan umumkan program dan komitmen baik itu yang didukung pemerintah Indonesia maupun komitmen bersama antar negara AIS dan development partner,” tutur Wahib.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *