Jadi Iklan Legendaris Jelang Ramadhan, Begini Sejarah Sirup Marjan – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.comKemunculan Sirup Marjan di televisi kerap dijadikan penanda bahwa Bulan Suci Ramadhan segera tiba.

Sehingga, sudah tidak asing di antara sebagian masyarakat Indonesia jika melihat iklan sirup menjadi tanda bulan puasa semakin dekat.

Secara tidak langsung iklan yang dibuat tersebut menjadi trik marketing yang telah sukses ditayangkan.

Tak hanya dikenal sebagai “penanda puasa”, sirup ini juga memiliki sejarah panjang

Sebagai informasi, Sirup Marjan memiliki sejarah yang cukup panjang, dimulai dari awal terciptanya hingga berkembang menjadi satu merek sirup terkemuka di Indonesia.

Berikut ini adalah sejarah asal muasal sirup Marjan, yang kami kutip dari berbagai sumber.

 

Diproduksi PT Suba Indah

Marjan merupakan sirup pertama yang diproduksi di Indonesia oleh PT Suba Indah.

PT Suba Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan bahan pangan sejak tahun 1975.

Sayangnya perusahaan ini kemudian mengalami pailit pada tahun 2007.

Perusahaan ini didirikan oleh M Kurnia yang juga pendiri Hero Supermarket.

PT Suba didirikan dengan tujuan untuk mengurangi impor makanan dan minuman dan menciptakan lapangan kerja.

Awalnya, perusahaan berniat untuk bekerja sama dengan Nutricia untuk memproduksi minuman susu pada tahun 1977, tetapi rencana tersebut batal di tengah jalan.

Kegagalan ini justru berlanjut pada pembuatan Sirup Marjan.

Untuk membuat sirup ini, akhirnya PT Suba Indah memutuskan untuk bekerja sama dengan sebuah perusahaan asal Denmark yang bernama Co-Ro Food Company.

Tiga tahun setelah kegagalan mereka dalam membuat produk susu, terlahirlah minuman sari buah yang kemudian diberi nama Sunquick sebagai produk pertama.

Dari kesuksesan sirup Sanquick akhirnya mereka membuat beberapa produk makanan dan minuman baru

Salah satu produk baru yang mereka ciptakan adalah sirup Marjan yang mulai diperjualbelikan pada 1980.

Di tahun pertama perilisannya sirup Marjan memiliki varian rasa utama, yaitu cocopandan dan melon.

Kedua rasa ini diproduksi karena rasa dan aroma yang menarik.

Dari tahun 1980 sampai sekarang, sirup Marjan sudah mengembangkan berbagai macam varian rasa karena perilaku konsumen yang mengonsumsi sirup untuk bahan tambahan makanan penutup seperti puding, es serut, dan lainnya.

Sirup Marjan sudah mengeluarkan rasa strawberry, vanilla, leci, rose, pisang susu, markisa, fruit punch, grenadine, dan mocca.

Sirup Marjan kemudian mengembangkan produk sirup seperti Marjan Milk Syrup dan Marjan Squash Syrup untuk mengatasi para kompetitor yang mengeluarkan produk sejenis.

Sirup Marjan dikenal karena banyak melakukan kegiatan promosi jelang bulan Ramadhan hingga Hari Lebaran.

Yakni dengan membuat iklan TV berseri untuk mengingatkan para konsumen akan kebutuhan sirup di hari lebaran.

Berikut iklannya untuk ramadan tahun ini yang ramai dibicarakan warganet hingga trending di Twitter pada tahun lalu.

PT Suba Indah terus berkembang hingga mereka mampu mulai mencatatkan sahamnya ke Bursa Efek Indonesia pada 1991.

Sayangnya perusahaan ini dinyatakan pailit di tahun 2007 dan melakukan delisting dari bursa saham pada 2008.

Saat ini, Sirup Marjan masih tetap eksis karena kini telah diakuisisi di bawah manajemen PT Lasallefood Indonesia.

Hingga saat ini, sirup Marjan tetap menjadi produk minuman favorit di Indonesia dan terus berkembang dengan produk-produk baru seperti minuman ringan dan sirup buah dengan berbagai rasa.

 

Bukan Sirup Pertama

Lalu, apakah Sirup Marjan adalah sirup pertama Indonesia?

Ternyata jawabannya tidak, Sirup Marjan bukanlah sirup pertama Indonesia.

Sebelumnya ada salah satu perusahaan sirup bernama Siropen Telasih di Surabaya yang sudah ada sejak tahun 1923 pada zaman Hindia-Belanda.

Perusahaan tersebut pemiliknya juga adalah orang Belanda.

Produk Siropen Telasih itu hanya disajikan kepada kaum Belanda dan tamu-tamunya saja. Orang pribumi dilarang mencicipinya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *