liputanbangsa.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau warga Indonesia untuk fokus hidup sehat, alih-alih menanti sakit dan hanya mengandalkan pengobatan.Â
Selain biaya yang dikeluarkan dalam preventif lebih murah ketimbang kuratif, peluang hidup warga di Tanah Air juga bisa lebih panjang.
Menurut data Badan Pusat Statistik 2023, angka harapan hidup masyarakat Indonesia di 2023 berada di 73.93, meningkat sedikit dibandingkan 2022 yakni 73,70 tahun.Â
Menjaga pola hidup sehat juga bisa dilakukan dengan rutin skrining. Budi menekankan pemerintah telah merevitalisasi 10.000 puskesmas dengan melengkapi alat untuk bisa mengukur tekanan darah, gula darah, dan lemak darah.
Hal ini agar masyarakat dapat rajin mengukur dan mengendalikan tekanan darah secara rutin.Â
Bila diperoleh hasil yang tidak sesuai, masyarakat bisa mendapatkan obat puskesmas secara gratis.
“Kalau bapak ibu mengukur rutin tekanan darah, gula darah, InsyaAllah, bapak dan ibu, tidak akan ada berita meninggal di bawah usia 70 tahun,” kata Menkes Budi.
Hal ini juga menurutnya bersinggungan dengan harapan Indonesia menjadi negara maju saat mencapai puncak bonus demografi di 2030 mendatang.
Kriteria negara maju salah satunya dilihat dari pendapatan warganya per bulan minimal Rp 15 juta..Â
Agar tercapai, Indonesia perlu mencetak generasi sehat dan produktif.
“Enam tahun lagi dari sekarang. Kalau tahun itu gagal maka akan semakin susah bagi Indonesia untuk menjadi negara maju, dan akibatnya Indonesia akan menjadi negara berpenghasilan menengah terus,” katanya.
Masalah lain yang dihadapi juga berkaitan dengan stunting, hal ini perlu dipersiapkan mulai dari menjaga kesehatan anak, bahkan dari sebelum dan hari pertama kehamilan.Â
Sebab, jika seorang anak terlanjur terlahir stunting, otomatis akan menurunkan produktivitas kehidupan anak tersebut.
(ar/lb)