Keraton Surakarta Gelar Grebeg Pasa, Bentuk Rasa Syukur Usai Menjalankan Puasa Ramadhan – Liputan Online Indonesia

SOLO, liputanbangsa.comSetiap tahun Keraton Surakarta menggelar Grebeg Pasa atau Grebeg Syawal sebagai wujud rasa syukur usai menjalankan puasa Ramadhan.

Garebeg Pasa berlangsung Kamis, 11 April 2024 dengan lokasi di Keraton Surakarta Hadiningrat dan Masjid Agung Surakarta.

Selain sebagai wujud syukur usai menjalankan puasa Ramadhan, Garebeg Pasa juga sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan antar warga, juga menjadi daya tarik para turis mancanegara.

Pada acara Garebeg Pasa, masyarakat biasa berkumpul di Alun alun utama Kota Solo yaitu Alun-alun Utara dan Alun-alun Kidul.

Acara Garabeg Pasa dibuka dengan kesenian tradisional, seperti gamelan, tari-tarian, ada pula pertunjukkan barongsai.

Kemudian di Garabeg Pasa juga dilakukan prosesi persembahyangan dan pengambilan air suci dari Keraton Surakarta dan kemudian di bagian ke masyarakat sebagai wujud keberkahan.

Dalam Garebeg Pasa juga dimeriahkan berbagai kegiatan seperti pasar malam, pameran kerajinan tangan, serta berbagai atraksi kesenian dan budaya lainnya.

Garabeg Pasa disimbolkan dengan dua gunungan yang selalu diperebutkan masyarakat di akhir acara.

Gunung pertama dari Garebeg Pasa berbentuk runcing mirip tumpeng yang menggambarkan lingga disebut gunungan jaler (laki-laki) dan berisi aneka hasil bumi seperti kacang panjang, wortel, cabe merah besar, tebu, telur asin, klenyem.

Di dalam bagian bawah gunung berisi tumpeng nasi putih beserta lauk pauk. ‘

Untuk gunungan kedua berbentuk tumpul menyerupai kubah, melambangkan yoni yang disebut gunungan estri (perempuan), terdiri dari rangkaian rengginang mentah atau criping dari ketan yang ditusuk dengan bilah bambu.

Kemudian di bagian bawah gunungan sama dengan gunungan pertama, yaitu nasi beserta lauk pauk.

Kedua gunungan itu sebagai simbol rasa syukur raja bersama kawula dan seluruh abdi dalem Keraton Surakarta yang telah menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Tradisi Garebeg Pasa merupakan tradisi turun temurun dari Sultan Agung pada zaman kerajaan mataram, yang masih dilestarikan hingga kini.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *