liputanbangsa.com – Kim Jong-un menangis di depan ribuan ibu dan meminta mereka untuk melahirkan lebih banyak bayi.
Hal ini dilakukan sebagai upaya menghentikan penurunan angka kelahiran di Korea Utara.
Momen tersebut terjadi pada Pertemuan Ibu Nasional di Pyongyang pada Minggu (3/12/2023).
Jong-un mengatakan bahwa permasalahan penurunan angka kelahiran ini perlu dilakukan bersama para ibu.
“Mencegah penurunan angka kelahiran dan pengasuhan anak yang baik adalah tugas rumah tangga yang perlu kita tangani saat bekerja dengan para ibu,” ujar Jong-un dikutip dari Independent, Kamis (7/12/2023).
Ia menambahkan bahwa ada tugas di negaranya yang perlu diselesaikan oleh para ibu.
Salah satunya adalah membesarkan anak dengan baik untuk meneruskan nilai-nilai di negaranya, serta meningkatkan keharmonisan keluarga dan membangun cara hidup budaya dan moral yang sehat.
“Ini adalah urusan keluarga kita bersama yang perlu kita selesaikan dengan bergandengan tangan dengan ibu kita,” kata Jong-un.
Dana Penduduk PBB (UNFPA) mengatakan bahwa pada tahun 2023 tingkat kesuburan atau jumlah anak yang dilahirkan di Korea Utara berada di angka 1,8.
Angka tersebut terus menurun dalam beberapa dekade terakhir.
Korea Utara tercatat memiliki sekitar 25 juta penduduk. Bila dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan yang memiliki masalah serupa, Korea Utara masih memiliki angka yang sedikit lebih tinggi.
Korea Selatan memiliki angka kelahiran 0,78 dan Jepang di angka 1,26.
Pada tahun 1970-1980an Korea Utara sempat menerapkan program pengendalian kelahiran untuk memperlambat pertumbuhan populasi pascaperang.
Tingkat kesuburan negara tersebut juga mencatat penurunan besar setelah terjadinya bencana kelaparan pada pertengahan tahun 1990an yang diperkirakan menewaskan ratusan ribu orang.
(ar/lb)