Menag Imbau Umat Islam Tarawih Gunakan Speaker Masjid, Begini Aturannya – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.comKementerian Agama (Kemenag) menghimbau agar pelaksanaan shalat tarawih selama bulan Ramadhan 1445 Hijriah mengenakan speaker dalam Masjid.

Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran yang telah dirilis perihal ‘Pedoman Penggunaan Pengeras Suara Di Masjid dan Mushola’.

Dalam Surat Edaran Nomor 5 tahun 2024 yang ditanda tangani oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pedoman itu dibuat sehubungan dengan meminimalisir adanya potensi gangguan.

“Surat edaran dimaksudkan sebagai pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan mushola dengan tujuan untuk mewujudkan ketentraman, ketertiban, dan kenyamanan bersama,” kata Yaqut dalam keterangannya, Senin (11/3/2024).

Sejatinya penggunaan pengeras suara untuk mengkumandangkan suara adzan sebagai tanda masuknya shalat lima waktu.

Selain itu juga dapat difungsikan untuk pengajian Al Quran dan shalawat pada Nabi Muhammad. Termasuk menyampaikan ceramah hingga dakwah.

Pemasangan pengeras suara juga harus dipisahkan yakni untuk bagian dalam dan luar.

“Volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan dan paling besar 100 desibel dan dalam hal penggunaan pengeras suara dengan pemutaran rekaman hendaknya memperhatikan kualitas rekaman waktu dan bacaan akhir ayat,” ucap Yaqut.

 

Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara

Dalam tata caranya, penggunaan speaker suara Masjid dibagi dalam 3 ketentuan seperti saat waktu sholat, azan, dan Kegiatan Syiar Ramadhan termasuk melingkupi gema takbir Idul Fitri dan Idul Adha

Waktu Shalat

1). Subuh

– Sebelum adzan pada waktunya pembacaan Al Quran atau sholawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit.

– Pelaksanaan shalat subuh dzikir doa dan kuliah subuh menggunakan pengeras suara dalam

2). Zuhur, Asar, Magrib dan Isya

– sebelum adzan pada waktunya pembacaan AlQuran atau sholawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 5 menit

– sesudah adzan dikumandangkan yang digunakan pengeras suara dalam

3). Jumat

– sebelum adzan pada waktunya pembacaan AlQuran atau sholawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit

– penyampaian pengumuman mengenai petugas Jumat, hasil infak sedekah pelaksanaan khutbah Jumat, shalat, zikir, dan doa menggunakan pengeras suara dalam.

 

Poin Lainnya

  1. Pengumangan adzan menggunakan pengeras suara luar
  2. Kegiatan syiar Ramadhan, gema takbir Idul Fitri Idul Adha dan upacara hari besar Islam:

– penggunaan pengeras suara di bulan Ramadhan baik dalam pelaksanaan shalat tarawih ceramah/kajian Ramadhan dan tadarus Al-Quran menggunakan pengeras suara dalam

– takbir pada tanggal 1 syawal/10 Dzulhijjah di masjid/mushola dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan pengeras suara dalam.

– pelaksanaan shalat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar.

– takbir Idul Adha di hari tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Dzulhijjah dapat dikumandangkan setelah salat rawatib secara berturut-turut dengan menggunakan pengeras suara dalam

– upacara peringatan hari besar Islam atau pengajian menggunakan pengeras suara dalam kecuali apabila pengunjung tabligh melimpah keluar arena masjid/mushola dengan menggunakan pengeras suara luar.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *