Mengapa Gen Z Dianggap Menyebalkan oleh Generasi Sebelumnya? – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com –  Setiap generasi manusia mengalami evolusi pandangan terhadap kehidupan seiring berjalannya waktu, termasuk isu-isu kesehatan mental.

Dilansir dari akun Tiktok @viranikoli pada Minggu (10/12), Generasi Z (Gen-Z), sebagai generasi terkini, sering kali dianggap ‘menyebalkan’ karena kepekaan dan perhatian besar terhadap isu-isu kesehatan mental.

Namun, seharusnya kita memahami bahwa hal ini hanyalah pantulan dari perubahan sosial dan standar kehidupan yang terus berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Generasi Baby Boomer, yang lahir antara tahun 1946-1964, tidak dibesarkan dengan jaminan keamanan sandang, pangan, dan kesehatan mental.

Hidup mereka penuh dengan tekanan untuk bertahan hidup di tengah kondisi sulit.

Empati dan kepekaan emosi dianggap sebagai barang mewah karena nasib bertahan hidup lebih diutamakan.

Setelah Generasi Baby Boomer, dilanjutkan dengan generasi Gen X, yang tumbuh dalam kondisi negara yang lebih stabil, menghadapi persaingan ketat dalam mencari pekerjaan.

Budaya yang menekankan hasil tanpa memperhatikan proses membentuk karakter mereka.

Dibesarkan oleh Silent Generation, Gen X cenderung menjadi generasi yang tertutup dan kurang berani menyuarakan pendapat.

Selanjutnya, setelah Gen X, kita mengenal yang namanya Gen Milenial, lahir antara tahun 1981-1996, mengalami peralihan dari masa analog ke digital.

Terdidik dengan keras oleh Baby Boomer, mereka mencari pemahaman tentang trauma dalam diri mereka.

Akses internet membuka pandangan mereka dan memberi keberanian untuk menyuarakan pendapat.

Milenial memperjuangkan work-life balance, menciptakan dinamika baru dalam dunia kerja.

Selanjutnya, setelah generasi Milenial, terbitlah Generasi Z, tumbuh di era teknologi instan, tidak mengalami situasi perang atau krisis ekstrem.

Meskipun hidup dalam keadaan lebih stabil, mereka mulai memikirkan isu kesehatan mental.

Akses instan terhadap informasi membuat mereka menyadari pentingnya kesehatan mental, meskipun tidak terbebani oleh tantangan hidup yang berat.

Dalam perjalanan panjang ini, setiap generasi membawa karakteristik uniknya.

Menurut psikolog Abraham Maslow, manusia memiliki hierarki kebutuhan, dimulai dari fisik dasar, rasa aman dan milik, hingga aktualisasi diri dan pencapaian potensi maksimal termasuk kesehatan mental yang optimal.

Dari ketangguhan Baby Boomer hingga semangat kolaborasi Milenial, evolusi ini mencerminkan perubahan sosial dan teknologis.

Saat Gen-Z tampak “menyebalkan” dengan fokus pada mental health, kita perlu mengingat bahwa ini adalah hasil dari kemajuan kondisi yang memungkinkan mereka memikirkan hal ini.

Sebaliknya, Gen-Z perlu introspeksi dan menghormati nilai ketangguhan yang dimiliki generasi sebelumnya.

Semoga kita dapat saling memahami dan bersikap peka dalam menghadapi perbedaan generasi.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *