liputanbangsa.com – Kejawen adalah sebuah kepercayaan dan budaya yang berkembang di masyarakat Jawa.

Kejawen merupakan perpaduan antara kepercayaan animisme, dinamisme, Hindu-Buddha, dan Islam.

Kejawen tidak memiliki kitab suci atau dogma yang baku, melainkan bersumber dari ajaran para leluhur Jawa.

Filosofi Kejawen berlandaskan pada tiga ajaran utama dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id , yaitu:

1. Sangkan Paraning Dumadi

Sangkan Paraning Dumadi berarti asal-usul dan tujuan hidup manusia. Menurut ajaran Kejawen, manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan.

Tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

2. Manunggaling Kawula Gusti

Manunggaling Kawula Gusti berarti menyatunya manusia dengan Tuhan. Menurut ajaran Kejawen, manusia dapat menyatu dengan Tuhan melalui laku spiritual, seperti meditasi, yoga, dan tirakat.

3. Cinta Kasih

Cinta kasih merupakan ajaran utama dalam Kejawen. Menurut ajaran Kejawen, cinta kasih adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan.

Cinta kasih harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan dengan sesama manusia, maupun dengan alam semesta.

Perwujudan Kejawen dalam Budaya

Kejawen telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, mulai dari kepercayaan, adat-istiadat, hingga seni.

Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, berikut adalah beberapa contoh perwujudan Kejawen dalam budaya:

1. Kepercayaan

Kejawen memiliki kepercayaan yang bersifat sinkretis, yaitu perpaduan antara kepercayaan tradisional Jawa dengan ajaran agama Islam.

Kepercayaan Kejawen meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang dimanifestasikan dalam berbagai macam bentuk, seperti Allah, Sang Hyang Widhi, dan Sang Hyang Tunggal.

Kejawen juga meyakini keberadaan makhluk halus, seperti roh leluhur, jin, dan setan. Makhluk halus tersebut dipercaya memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

2. Ritual

Kejawen memiliki berbagai macam ritual, yang dilakukan untuk berbagai macam tujuan, seperti memohon keselamatan, keberkahan, dan penyembuhan. Ritual-ritual tersebut biasanya dipimpin oleh seorang guru spiritual.

Beberapa ritual Kejawen yang terkenal antara lain slametan, ruwatan, dan sedekah bumi.

Slametan adalah ritual syukuran yang dilakukan untuk memperingati suatu peristiwa penting, seperti kelahiran, pernikahan, atau kematian.

Ruwatan adalah ritual untuk membersihkan diri dari pengaruh buruk makhluk halus. Sedekah bumi adalah ritual untuk memohon keselamatan dan keberkahan dari alam semesta.

3. Seni dan Budaya

Kejawen juga memiliki pengaruh yang besar terhadap seni dan budaya masyarakat Jawa. Beberapa seni dan budaya Jawa yang dipengaruhi oleh Kejawen antara lain seni tari, seni musik, seni sastra, dan seni arsitektur.

Seni tari Jawa, seperti tari Gambyong dan tari Bedhaya Ketawang, banyak menggunakan unsur-unsur Kejawen, seperti simbol-simbol dan tarian yang bermakna filosofis.

Seni musik Jawa, seperti gamelan dan tembang Jawa, juga banyak dipengaruhi oleh Kejawen.

Seni sastra Jawa, seperti kitab Primbon dan Serat Centhini, banyak membahas tentang ajaran-ajaran Kejawen.

Seni arsitektur Jawa, seperti candi dan rumah tradisional Jawa, juga memiliki unsur-unsur Kejawen, seperti filosofi dan simbol-simbol.

Peran Kejawen dalam Masyarakat Jawa

• Kejawen telah memainkan peran yang penting dalam kehidupan masyarakat Jawa selama berabad-abad. Aliran kepercayaan ini telah menjadi pedoman bagi masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
• Kejawen mengajarkan masyarakat Jawa untuk hidup rukun, damai, dan harmonis. Aliran kepercayaan ini juga mengajarkan masyarakat Jawa untuk menghargai alam semesta dan makhluk hidup lainnya.
• Kejawen masih tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Jawa hingga saat ini. Aliran kepercayaan ini telah menjadi warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Jawa.

(ar/lb)