Menuju 14 Februari, DPRD Jateng Dorong Sosialisasi Pemilu Lebih Intensif – Liputan Online Indonesia

SEMARANG, liputanbangsa.comMenyambut pesta demokrasi pada 14 Februari mendatang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menganggap perlu meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, terutama kepada pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar.

Pernyataan ini disampaikan oleh Mohammad Saleh, Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jateng, dalam sebuah podcast bertema ‘Pemilu Aman & Damai’ di Ruang Rapim, Lantai 1 Gedung Berlian, Kota Semarang pada Senin (29/1/2024).

Acara tersebut turut menghadirkan akademisi dari Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono, dan Wahyudi Sutrisno, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jateng.

Mohammad Saleh menjelaskan bahwa pemilih pemula saat ini telah memahami dengan baik isu-isu pilpres.

Hal ini tercermin dari keaktifan mereka di media sosial (medsos), yang kerap menjadi perhatian generasi muda.

“Dari situ kita bisa lihat bahwa kaum muda dalam pemilu kali ini lebih concern. Terlepas dari ramainya pilpres, kaum muda mampu memberikan pemikirannya atas Pemilu 2024,” ujarnya.

Terkait pemilu legislatif (pileg), Mohammad Saleh mengakui bahwa isu pileg masih kalah populer dibandingkan pilpres, khususnya di kalangan pemilih pemula.

Meskipun demikian, ia menekankan bahwa pandangan masyarakat terhadap calon legislatif semakin berkembang, dan masyarakat lebih menginginkan interaksi langsung dengan caleg.

“Untuk itu, masyarakat perlu terus mendapatkan edukasi politik menjelang pemilu ini,” kata Mohammad Saleh.

Dari segi penyelenggaraan, Mohammad Saleh mengharapkan perhatian serius terhadap data pemilih, terutama data pemilih pemula.

Ia menekankan pentingnya mengupdate data Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk menghindari duplikasi data, serta memberikan perhatian khusus pada pemilih pemula yang sebagian besar masih belum memahami proses pendaftaran dalam DPT.

“Terkait data pemilih pemula, kita perlu memperhatikannya dengan serius,” tegasnya.

Teguh Yuwono, akademisi dari Undip, juga turut mengakui bahwa pemilih pemula, yang mayoritas merupakan kaum muda, semakin peduli terhadap pemilu.

Hal ini tercermin dalam diskusi dan perbincangan di kalangan mahasiswa, khususnya di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Pemerintahan (Fisip).

“Saya melihat, karena saya ada di Fisip, banyak mahasiswa yang membahas dan membawanya dalam diskusi. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak muda sekarang lebih peduli terhadap pemilu. Dampaknya nanti, partisipasi mereka saat pencoblosan bisa ikut terdongkrak,” kata Teguh Yuwono.

Wahyudi Sutrisno dari Bawaslu menambahkan bahwa pemilih pemula memiliki peran kunci dalam menentukan tinggi rendahnya tingkat partisipasi pemilu.

Ia mendorong agar kaum muda turut berperan aktif dalam proses pemilu, salah satunya melalui kegiatan pengawasan.

“Pengawasan pemilu oleh kaum muda itu bisa dilakukan dengan mengawasi medsos. Dengan memperhatikan isu-isu pemilu di medsos, maka kualitas pemilu sendiri semakin terintegritas,” kata Wahyudi.

Dengan kesadaran yang semakin meningkat di kalangan pemilih pemula, diharapkan partisipasi pemuda dalam pemilu tahun ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberlangsungan demokrasi di Provinsi Jateng.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *