Minat Masyarakat pada Motor Listrik Dinilai Masih Rendah – Liputan Online Indonesia

Mulai Pekan Depan, Pembelian Motor Listrik akan Disubsidi Pemerintah Rp7 Juta - Liputan Online Indonesia. Foto: dok.cnnindonesia

JAKARTA, liputanbangsa.comPemberian insentif Rp 7 juta per orang untuk mengonversi sepeda motor berbahan bakar minyak ke listrik belum mengungkit minat masyarakat.

Dari target 50.000 pelaksanaan konversi pada 2023, jumlah peminat yang mendaftar baru 5.628 peserta atau 11,2 persen.

Ekosistem pendukung terus ditumbuhkan agar peminat meningkat.

Warga Jabodetabek umumnya belum yakin untuk beralih meskipun telah diiming-imingi insentif oleh pemerintah.

Mereka masih menunggu perkembangan sepeda motor listrik yang lebih masif, termasuk sarana penukaran baterai atau stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) yang diharapkan lebih merata.

Muhammad Juliyan (29), warga Depok, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023), mengaku belum berminat membeli ataupun mengonversi ke sepeda motor listrik.

Dari pengamatannya, ketersebaran jaringan SPBKLU belum merata. Padahal, ketersediaan sarana pertukaran baterai tersebut sangat penting dalam operasional sepeda motor.

”Pakai sepeda motor BBM pun masih sering lupa mengisi bensin, tetapi untungnya ada penjual bensin eceran. Jadi, bisa tertolong. Kalau kejadian pada sepeda motor listrik, misalnya, lupa charge atau ada kebutuhan mendadak perjalanan jarak jauh, bisa repot. Itu yang membuat saya jadi mikir-mikir,” ujarnya.

 

Sementara itu, Aldy Sanusi (34), warga Bogor, Jabar, belum berminat beralih karena masih ingin melihat perkembangan sepeda motor listrik di Indonesia.

”Supaya tahu plus-minusnya seperti apa. Namun, untuk tahun ini sepertinya belum. Sosialisasi dari pemerintah juga harus digencarkan karena perkembangan kebijakan pun kurang terdengar,” katanya.

Salah satu upaya yang didorong ialah dengan mengembangkan ekosistem, termasuk SPBKLU.

Pada Kamis di Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, diluncurkan SPBKLU PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sekaligus penandatanganan nota kesepahaman (MOU) terkait sepeda motor listrik.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengakui, jumlah peminat terdaftar dan realisasi konversi ke sepeda motor listrik masih sangat sedikit.

Di sisa waktu yang ada, tahun 2023, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi dan pengembangan ekosistem.

”Bicara kendaraan listrik, salah satu (yang penting) jelas baterai. Kemudian, swap station. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak karena ini teknologi baru buat Indonesia. PLN sudah memasang (SPBKLU) di 70 lokasi sehingga ke depan, kita harapkan akan (mudah) seperti kita mengisi BBM. Apalagi, sepeda motor juga bisa (di-charge) di rumah,” kata Yudo.

Sejumlah MOU yang ditandatangani di acara itu antara lain pembangunan SPBKLU, pembangunan micro-grid dan pabrik solid-state battery (elektroda padat), dan pengembangan baterai untuk perahu listrik.

Juga produksi peralatan konversi sepeda motor listrik dan produksi massal sepeda motor konversi.

Sejumlah perusahaan dari dalam dan luar negeri terlibat dalam proyek-proyek itu.

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti menuturkan, saat ini, ada 70 SPBKLU yang dibangun PLN dan tahun 2024 ditargetkan 250 unit.

Ia berharap, dengan semakin banyak SPBKLU, pengguna sepeda motor listrik akan semakin nyaman dalam operasional dan tak kesulitan saat hendak menggantinya.

Tampak stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang baru diluncurkan di Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Saat ini, sudah ada 70 unit SPBKLU atau swap station yang dimiliki PLN, sedangkan tahun depannya ditargetkan akan mencapai 250 unit.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *