Nilai Rupiah Diperkirakan Melemah Pekan Depan – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.comSejumlah analis memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi melanjutkan pelemahannya pada pekan depan. Kepala Ekonom PT Bank Central Asia alias BCA, David Sumual, mengatakan hampir semua mata uang emerging market (EM) melemah tipis beberapa hari terakhir.

“Indeks dolar menguat tipis belakangan ini, sehingga rupiah (besok) diperkirakan bergerak di kisarah level Rp 15.46-15.540 per dolar AS,” ujar David ketika dihubungi, Minggu, 7 Januari 2024.

Menurutnya, indikator ketenagakerjaan Amerika Serikat, seperti data klaim pengangguran berada di bawah perkiraan.

Hal ini kemudian menurunkan ekspektasi Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve alias The Fed untuk melanjutkan rate-cut yang agresif pada 2024 ini.

Dia pun menekankan bahwa pergerakan rupiah pekan depan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.

“Sejauh ini faktor domestik factor sangat positif. Inflasi relatif rendah di 2.6 persen, perhelatan dan kampanye politik juga aman dan lancar,” katanya.

Senada, analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi juga memprediksi rupiah melemah pada besok.

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran Rp 15.510–15.560 per dolar AS,” kata Ibrahim.

Di sisi lain, pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong, memproyeksikan nilai tukar rupiah dibuka datar.

“Rupiah diperkirakan akan dibuka datar pada hari Senin dengan potensi menguat terbatas,” ujar Lukman ketika dihubungi pada hari yang sama.

Lukman menuturkan, para investor saat ini sedang menantikan data cadangan devisa Indonesia bulan Desember.

Begitu pula dengan data indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel.

Sementara dari eksternal, pasar fokus pada data inflasi Amerika Serikat, serta inflasi dan perdagangan Cina.

Untuk dolar Amerika Serikat sendiri tidak banyak berubah setelah dua data ekonomi penting yang bertentangan.

“Dolar AS sempat menguat oleh data tenaga kerja Amerika Serikat NFP (Non-farm Payrolls) lebih baik dari perkiraan, berbalik melemah setelah data ISM service (atau indeks manajer pembelian/PMI non manufaktur) yang lebih lemah dan terendah sejak Mei 2023,” tuturnya.

Dengan demikian, Lukman memprediksi rupiah berada di kisaran level Rp 15.450–15.550 per dolar AS.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *