“Parlemen Menjawab” Ajak Milenial Cerdas Memilih di Pemilu 2024 – Liputan Online Indonesia

SEMARANG, liputanbangsa.com –  Upaya mewujudkan Pemilu 2024 yang demokratis dan bermartabat ditunjukan dalam Talkshow Parlemen Menjawab yang dilaksanakan di RRI Jawa Tengah, Jalan A. Yani No. 144-146 pada Selasa, (31/10/2023).

Talkshow itu mengangkat tema “Mewujudkan Pemilu 2024 yang Demokratis dan Bermartabat”.

Lebih dari 300 peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa Kota Semarang hadir di forum berharga dalam mempersiapkan masyarakat untuk peran krusial mereka dalam proses pemilihan yang akan datang ini.

“Pemilih pemula dan milenial memiliki peranan penting dalam mensukseskan pemilu yang demokratis dan bermartabat.”

Haerudin, S.H., M.H, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah menjelaskan politik identitas menjadi salah satu permasalahan krusial yang sering ditemukan menjelang pemilu.

“Berdasarkan data-data pemilu sebelumnya, setiap tahun pemilu itu indeks toleransinya turun. Sebaliknya, indeks demokrasi kita meningkat. Indeks toleransi saat pemilu selalu turun karena adanya politik identitas. Politik identitas yang dilarang adalah politik identitas yang berbasis SARA, suku, agama, ras, dan antar golongan,” ujarnya.

Masyarakat diimbau mengecek kebenaran informasi yang bertebaran di media sosial (medsos) agar tidak terjebak hoax.

Di samping itu, Anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah, Denny Septiviant juga menyampaikan pendapatnya.

“Apapun Informasi Teknologi ya sekarang, jadi perannya pemilih pemula saat ini harus mengecek apa yang ada di media sosial. Jadi internet jangan digunakan untuk leisure (santai) saja tapi digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas mereka (milenial),” ujarnya.

Menurutnya, banyaknya informasi di medsos dapat dimanfaatkan untuk melihat rekam jejak pemimpin yang akan dipilih.

Dengan begitu, pemilih pemula turut berkontribusi dalam mewujudkan pemilu yang demokratis dan bermartabat.

“Satu perannya, kalau ingin memilih tentukan dulu track record-nya itu bisa dicek kok di semua akun sosial media sosial, diportal -portal berita orang yang mau mereka pilih itu track record-nya seperti apa,” tuturnya.

Selain itu, untuk mewujudkan pemilu demokratis dan bermartabat milenial juga dituntut cerdas dalam menentukan pilihan,dengan melihat visi misi.

“Kedua, visi misinya apa. Ketiga saya rasa jangan memilih yang punya masalah hukum, moral dan politik,” imbuhnya.

Pemilih pemula juga diajak untuk menolak politik uang, karena merupakan salah satu pelanggaran yang merusak demokrasi.

“Jangan terjebak pada money politik. Politik uang yang merusak demokrasi kita dan itu yang harus di kikis mulai dari sekarang,” tandasnya.

Komisioner Bawaslu Jawa Tengah, Diana Ariyanti membenarkan jika sebagian besar daftar pemilih adalah pemula.

Oleh sebab itu, perlu dorongan agar pemilih pemula menjadi agen yang baik untuk demokrasi.

“Jadilah pemilih yang literat, antusias, suportis, rasional, programatik dan independen agar pemilu kita menjadi pemilu yang demokratis seperti yang diharapkan,” ujarnya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *