Peran HIPPRADA dalam Wujudkan Generasi Emas di Tahun 2045 – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com – Indonesia akan mendapatkan bonus demografi di 2045 mendatang, yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun).

Sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.

Melihat dari fakta yang akan dihadapi Indonesia tersebut bonus demografi memang tidak bisa dihindari.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, selaku Ketua Dewan Pembina HIPPRADA Jawa Tengah menanggapi dalam acara MusyawarahDaerah (Musda) ke-14 Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (HIPPRADA) Jawa Tengah di Gedung Pramuka Lt 4, Jl. Pahlawan No. 8 Semarang, Sabtu (22/7).

“Terkait hal tersebut saya percaya, kalau tema Musda kali ini yaitu “HIPPRADA ikut serta wujudkan generasi emas tahun 2045,” dapat direalisasikan secara nyata” ujarnya.

Menurut Gus Yasin, sapaanya, jiwa dan semangat untuk selalu memberikan pendidikan non formal bagi kaum muda, masih menguat.

Salah satunya kesediaan menjadi Pembina Pramuka bagi adik-adik dan anak-anak. Bahkan ada pula yang bergelut dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Hal ini adalah wujud HIPPRADA senantiasa berusaha untuk selalu menjadi teladan dan terdepan meski di usia yang tak lagi muda.

“Maka yang penting kemudian, tingkatkanlah kerja sama dengan berbagai pihak terkait, dalam upaya meringankan tugas yang tanpa batas. Saya sampaikan demikian karena menanamkan budi pekerti adalah salah satu wujud nyata menumbuh-kan tradisi prestasi.” terangnya.

Lanjutnya, Gus Yasin menyinggung hendaknya program kerja yang disusun HIPPRADA agar semakin aplikatif dan lebih variatif dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

“Contoh, kalau anggota Gerakan Pramuka ngopeni dan beternak madu secara umum, maka anggota Hipprada bisa beternak Madu Lanceng. Saya sampaikan demikian karena tawon Lianceng itu bentuknya kecil-kecil seperti nyamuk dan tidak menyengat. Maka tentunya tidak berbahaya dan membahayakan para pengelolanya meski berusia lansia sebagaimana kebanyakan anggota HIPPRADA .” tambahnya.

Lebih jauh, Gus Yasin mengatakan, jiwa pramuka itu semestinya tak akan sirna dan selalu berdayaguna untuk kemaslahatan umat manusia.

Itulah hebatnya Pramuka dan semoga selalu mengejawantah dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kakak-kakak yang saat ini telah menjadi anggota/pengurus HIPPRADA .

“Semoga HIPPRADA selalu bisa menjadi teladan di mana pun berada dan apapun kegiatan yang dilakukan. Saatnya menerapkan dan mengamalkan lebih banyak lagi berbagai ilmu, keterampilan dan pengalaman dari kepramukaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.” tutupnya.

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *