Perkiraan Tanggal Idul Adha 2024 Pemerintah dan Muhammadiyah – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.comIdul Adha adalah hari raya bagi umat Islam untuk memperingati peristiwa kurban. Idul Adha dirayakan setiap tahun pada 10 Dzulhijjah.

Idul Adha kerap disebut sebagai Lebaran Haji karena bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji.

Lalu, Idul Adha jatuh pada tanggal berapa?

Untuk saat ini, baru Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang sudah menentukan jadwal Idul Adha 1445 H atau 2024.

Idul Adha 1445 H versi Muhammadiyah jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

Sementara untuk jadwal Idul Adha versi pemerintah masih harus menunggu sidang isbat (penetapan) yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Rencananya, Kemenag akan akan menggelar sidang Isbat Awal Zulhijah 1445 H pada Jumat, 7 Juni 2024.

Oleh karena itu, keputusan Idul Adha jatuh pada tanggal berapa versi pemerintah baru akan diketahui pada Jumat malam pekan depan.

Selengkapnya, simak informasi mengenai jadwal Idul Adha 1445 H atau 2024 dari Muhammadiyah dan pemerintah.

 

Jadwal Idul Adha 2024 Versi Muhammadiyah

Penetapan tanggal 17 Juni 2024 sebagai momen Idul Adha 1445 H versi Muhammadiyah, berdasarkan perhitungan ketat yang disebut Hisab Hakiki Wujudul Hilal.

Sementara awal bulan Zulhijah 1445 H yang di dalamnya terdapat Idul Adha, menurut Muhammadiyah, akan dimulai Sabtu, 8 Juni 2024.

“Berpegang teguh pada kriteria yang telah ditentukan, Muhammadiyah menetapkan bahwa awal Zulhijah 1445 H akan jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024,” kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhamad Sayuti, dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Perhitungan ini melibatkan beberapa kriteria yang ketat, di antaranya pertemuan atau konjungsi bulan sebelum matahari terbenam dan matahari terbenam terlebih dahulu dari bulan (dengan moonset setelah sunset).

Saat matahari terbenam, hilal alias bulan sabit baru sudah jelas terlihat di atas ufuk, tak peduli seberapa tingginya.

Di antara rangkaian detail, penentuan awal Zulhijah 1445 H mempertimbangkan beberapa faktor.

Ijtimak, momen konjungsi bulan terjadi pada Kamis, 6 Juni 2024 bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1445 H, tepat pukul 19.39.58 WIB.

Pada saat matahari terbenam di Yogyakarta, Bulan masih berada di bawah ufuk (-03° 32′ 39″), sehingga hilal belum tampak.

Dengan demikian, umur bulan Zulkaidah 1445 H disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari, sehingga tanggal 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024.

Dalam perhitungan tersebut, Muhammadiyah juga memastikan, Hari Arafah yang merupakan hari ke- 9 Zulhijah 1445 H jatuh pada Minggu, 16 Juni 2024.

Setelah itu, ada Hari Raya Idul Adha yang terjadi pada 10 Zulhijah 1445 H jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

“Keputusan ini telah disampaikan untuk memastikan umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan amalan-amalan khusus yang terdapat dalam bulan yang mulia ini,” jelas Sayuti.

Ia menambahkan, Zulhijah merupakan bulan ke-12 sekaligus bulan terakhir dalam penanggalan hijriyah.

Bulan Zulhijah menjadi bulan terpenting bagi umat Islam. Sebab ada sejumlah amalan ibadah yang dilakukan secara khusus hanya dalam bulan ini.

Di antara amalan tersebut adalah ibadah haji, ibadah kurban, serta puasa Arafah.

Kehadiran bulan Zulhijah juga menjadi momen yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Selengkapnya, inilah keputusan dari PP Muhammadiyah terkait bulan Zulhijah 1445 H/2024:

  • 1 Zulhijah 1445 H bertepatan pada Sabtu, 8 Juni 2024
  • 9 Zulhijah 1445 H bertepatan pada Minggu, 16 Juni 2024
  • 10 Zulhijah 1445 H bertepatan pada Senin, 17 Juni 2024

Jadwal Idul Adha 2024 Versi Pemerintah

Sementara itu, pemerintah melalui Kemenag baru akan memutuskan jadwal Idul Adha setelah menggelar sidang isbat.

Sidang isbat Idul Adha digelar pada 7 Juni 2024, bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1445 H di Auditorium Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Meski demikian, ada potensi perayaan Idul Adha tahun ini akan diperkirakan sama alias tidak ada perbedaan.

Hal ini berdasarkan data hilal pada saat sidang isbat yang disampaikan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.

Adib mengatakan, ketinggian hilal berada di atas ufuk antara 7° 15.82′ sampai 10° 41.09′, dengan sudut elongasi antara 11°34.83′ sampai 13°14.47′ di seluruh wilayah Indonesia.

“Hal tersebut sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan MABIMS,” katanya dikutip dari kemenag.go.id.

Dalam posisi tersebut, berdasarkan data dan perhitungan, posisi hilal sudah berada di atas kriteria Imkanur rukyat MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Sesuai kriteria MABIMS, tinggi hilal adalah 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

“Artinya, secara astronomis, pada 7 Juni 2024, hilal diperkirakan dapat terlihat di beberapa wilayah di Indonesia. Tinggal nanti bergantung dengan cuaca setempat,” kata Adib.

Dengan demikian, Adib menambahkan, hasil perhitungan Imkanur rukyat ataupun Wujudul Hilal penentuan awal bulan DZulhijah berpotensi memiliki kesamaan.

Pada tahun ini, umat Muslim di Indonesia diperkirakan dapat merayakan hari Idul Adha secara serentak. Kendati begitu, Adib menekankan untuk menunggu hasil Sidang Isbat.

Nantinya, sidang Isbat Awal DZulhijah akan dimulai dengan seminar hybrid terkait kriteria penetapan awal bulan Hijriyah.

Setelah Magrib, acara dilanjutkan dengan Sidang Isbat secara tertutup. Hasil sidang isbat diumumkan melalui konferensi pers penetapan awal Dzulhijjah.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *