Pulau Tiban, Ikon Wisata Kendal yang Kini Tinggal Kenangan Akibat Abrasi Laut – Liputan Online Indonesia

ByRedaksi

18 Oktober 2024 ,
Pulau TibanFoto Dok. LiputanBangsa.comPulau Tiban, Ikon Wisata Kendal yang Kini Tinggal Kenangan Akibat Abrasi Laut - Liputan Online Indonesia

Kendal, Liputanbangsa.com Wisata Pulau Tiban di perairan laut wilayah Kendal kini tinggal kenangan. Hal ini lantaran pulau tiba-tiba yang muncul di atas permukaan air laut itu terendam kembali tertutup air laut.

Pulau Tiban yang berada di Desa Kartikajaya Kecamatan Patebon pada saat itu sudah menjadi ikon wisata di Kabupaten Kendal yang banyak dikunjungi wisatawan. Kemunculannya yang fenomenal membuat penasaran banyak orang. Sayangnya, Pulau Tiban menjadi tempat wisata hanya bertahan selama tiga tahun, mulai tahun 2014 sampai 2021.

Pulau Tiban adalah fenomena alam yang mulai muncul dari permukaan air laut. Awalnya pada tahun 2006 berupa gundukan pasir sepanjang 50 meter. Kemudahan berangsur memanjang dari barat ke timur, sehingga menjadi daratan sepanjang 1 kilometer.

Pulau Tiban
Foto Dok. LiputanBangsa.com

Pulau Tiban kemudian dijadikan tempat wisata mulai tahun 2014 oleh pemerintah desa bersama pokdarwis setempat. Tahun sebelumnya sudah diawali dengan penanaman berbagai jenis tanaman, seperti cemara laut dan mangrove. Kemudahan dibangun berbagai fasilitas, seperti tempat bilas, toilet dan lapak-lapak UMKM.

Untuk menjangkau pulau tersebut harus naik perahu yang siap mengantarkan pulang pergi. Dari terminal perahu sampai di Pulau Tiban sepanjang kurang lebih 1 kilometer yang ditempuh sekitar 10 menit. Sambil naik perahu, wisatawan bisa menikmati hutan mangrove dan hamparan laut yang luas.

Tiap orang harus membayar tiket perahu sebesar Rp13.000 per orang. Sedangkan jika menggunakan speed boat, pengunjung harus membayar ongkos sedikit lebih mahal, yaitu Rp20.000 per orang.

Kawasan Pulau Tiban ini memiliki sumber daya alam (SDA) yang luar biasa. Pada saat itu pengembangnya dibantu oleh Pemda Kendal, provinsi, CSR dari beberapa perusahaan dukungan penuh dari masyarakat.

Pulau Tiban
Foto Dok. LiputanBangsa.com

Pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua. Di lokasi pun disediakan tempat parkir untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

Tak disangka-sangka pada tahun 2018 terjadi abrasi yang menggerus Pulau Tiban, sehingga luas pulau tersebut berkurang hampir lima puluh persen. Upaya mencegah abrasi pun dilakukan dengan penanaman mangrove dan cemara laut agar Pulau Tiban terus terjaga.

Tahun demi tahun terus terjadi abrasi, bahkan semakin besar dengan datangnya banjir hingga ke pemukiman warga. Akhirnya Pulau Tiban pun benar-benar terendam air laut.

Kepala Bidang Pariwisata, Disporapar Kendal, Ahmad Syahrul Falah berharap, wisata Pulau Tiban dihidupkan kembali. Meskipun sudah tidak ada Pulau Tiban, namun potensi lainnya masih bisa dimanfaatkan, seperti hutan mangrove dan kebun buah-buahan. “Perahu-perahu yang ada juga bisa dimanfaatkan untuk wisata pantai,” katanya.

Produk UMKM khas desa setempat, seperti kerupuk mangrove dan sirup mangrove juga bisa dijadikan daya tarik wisatawan. Ditambah lagi dengan produk UMKM lainnya dari desa sebelah, berupa keripik pisang, olahan ikan dan lainnya.LBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *