Sejumlah Daerah di Jateng Alami Kelangkaan Kedelai – Liputan Online Indonesia

KENDAL, liputanbangsa.comGudang kedelai yang tersimpan di gudang di sejumlah daerah di Jawa Tengah kosong.

Ini mebuat para perajin kebingunan mendapatkan komoditi ini guna memperoduksi tahuh dan tempe.

Sekretaris Pusat Koperasi Produsen Tahu dan Tempe (Puskopti) Jateng Rifai mengatakan, pihakanya medapatan laporan dari beragi Primkopti.

Seperti Kendal, Sragen, Pekalogan, Semarang, dan lainnya yang saat ini ada kelangkaan kedelai. Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi sejak 23 Desember lalu.

“Puskopti telah membuat surat kepada Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) yang kemudian diteruskan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI.”

”Telah dilakukan pertemuan Zoom bersama Bapanas, Kemenko, Kemendag, Stafsus KSP, Satgas Pangan Mabes Polri, Dinas Ketahanan pangan.”

”Kementerian Dalam Negeri dan Gakoptindo beserta perwakilan Puskopti se Indonesia dan Akindo (Asosiasi Importir Kedelai Indonesia) beserta perwakilan beberapa importir,” katanya.

Hasil dari pertemuan itu, lanjut Rifai, akan dilakukan pendataan tentang stok barang dan rencana kedatangan barang dari para importir.

Kemudian akan dibantu kelancaran arus barang salah satunya tentang dispensasi bagi kendaraan berat pengangkut kedelai agar bisa mempercepat pendistribusian barang.

“Akan dilakukan Rapat selanjutnya dengan tim teknis di bawah Bapanas RI untuk membahas mengenai langkah teknis selanjutnya,” katanya.

Rifai menjelaskan, dari keterangan dari salah satu importir kedelai, mulai akhir Desember sampai Januari akan mulai banyak kedelai masuk Indonesia.

Selama periode September ke Oktober lalu ada laporan dari beberapa importer kalau penjualan kedelai lambat perputarannya.

“Mungkin importer khawatir kelebihan stok karena kondisi permintaan rendah cukup lama. Jadi mereka berhati-hati mengatur stoknya.”

”Kelamaan barang rusak malah tidak bisa dijual. Ini memang sesuatu yang di luar kontrol,” katanya.

Selain itu, kekeringan di Terusan Panama membuat kapal harus lewat terusan suez yang waktunya akan bertambah menjadi 7-8 hari.

Kemudian pelabuhan transit di Singapore, Hongkong mengalami kepadatan karena kenaikan cargo menjelang Libur Natal dan Tahun Baru.

Intinya, kata dia, karena stok kedelai yang ada tidak mencukupi, hanya sekitar 80.000 ton dari kapasitas kebutuhan 240.000 ton per bulan untuk seluruh Indonesia.

InsyaAllah bulan depan stok kembali normal secara perlahan-lahan. Libur Natal sudah usai, diharapkan kepadatan di pelabuhan transit seharusnya sudah terurai,” katanya.

Harga kedelai akibat adanya kelangkaan ini, Rifai menyebut, harga di luar Kopti bisa mencapai Rp 13.000 per kilogram bahkan sampai Rp 14.000 per kilogram.

Padahal harga normal yang seharusnya di kisaran Rp 11.800 sampai Rp 12.000 per kilogram.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *