Sepasang Suami Istri Berikan Akses Pendidikan di Kabupaten Bandung – Liputan Online Indonesia

ByAfifah Agustin

28 Januari 2023
Sepasang Suami Istri Berikan Akses Pendidikan di Kabupaten Bandung - Liputan Online Indonesia. Foto: dok.detik.com

liputanbangsa.com Darwin Sutendi (58) dan istri, pada tahun 2015 mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Baitul Ghofur dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Huda di kampung Cilember, desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Hal yang memotivasi Darwin untuk mendirikan madrasah di kampung tersebut ialah akses pendidikan yang sulit dirasakan sebagian masyarakat, serta keterbatasan ekonomi yang jadi penyebab banyak anak tak melanjutkan pendidikan.

“Yayasan dan sekolah ini berdiri tahun 2015, saya yang menginisiasi sendiri. Alasannya adalah untuk merangkul anak-anak. Soalnya di sini kebanyakan petani, orang tidak mampu, tapi kalau dikucilkan gak etis, jadi kita digratiskan semuanya,” ucap Darwin, dikutip dari detikJabar, Kamis (26/1).

Meski sudah berupaya mendirikan madrasah, bangunan sekolah yang diinisiasi Darwin masih terbilang cukup memprihatinkan. 75 murid yang terdiri dari murid MI sejumlah 35 orang dan murid MTs sejumlah 40 orang menempati dua ruang sekolah. Rata-rata siswa yang belajar di madrasah tersebut merupakan golongan kurang mampu yang putus sekolah.

“Memang banyak yang putus sekolah di sini mah. Saya juga ada inisiatif itu dari si ibu (istri), dia juga kan merasakan putus sekolah kaya gimana dari kecil. Nah dia dan saya berpikir anak-anak sekarang mah jangan ada yang putus sekolah. Sudah aja generasi yang dulu aja yang gak sekolah mah, yang generasi sekarang mah kita bikin aja yayasan sekolah di sini,” terangnya.

Dalam memenuhi fasilitas madrasah diperlukan biaya operasional yang cukup besar. Darwin mengaku mendapatkan bantuan dana dari individu atau kelompok dalam membenahi sekolah madrasah.

“Ada juga kan sebagian patungan dari keluarga, ada donatur dari rekan-rekan Zipur, dari Jakarta juga ada, terus dari yayasan lain ada. Maksudnya gratis itu jadi masyarakat supaya bebannya berkurang, supaya anak-anak sekolah, cukup memikirkan di sekolah aja. Jadi pendidikannya terus berlanjut,” ujarnya.

Selain itu, Darwin juga mendapatkan bantuan dari Batalyon Zipur 9/LLB Divisi 1 Kostrad sehingga kondisi sekolah menjadi lebih baik karena terlihat layak digunakan.

“Alhamdulillah setelah adanya rehab sekolah dari Kostrad, dari pihak yayasan mengucapkan banyak terimakasih kepada Panglima Kostrad, Panglima Divisi, Yonzipur 9, yang mana telah membantu kami di sini untuk menunjang pelaksanaan pendidikan bagi masyarakat,” tutur Darwin.

Darwin menerangkan, terdapat total empat guru yang mengajar di dua madrasah tersebut dan beruntungnya tenaga pendidik tersebut mengerti mengenai kondisi yayasannya.

“Masalah upah cuma dapat Rp300 ribu per triwulan (tiga bulan), jadi satu bulan itu Rp100 ribu. Tapi itu sifatnya bukan upah, tapi untuk bensin aja,” paparnya.

Sementara itu, Pasi Intel Yonzipur 9 Kostrad Lettu Czi Satria Andhika menyampaikan program bakti sosial di masyarakat, pada hal ini adalah program perbaikan sekolah madrasah tersebut telah selesai dilaksanakan.

“Kami mewakili Yonzipur 9 Langlangbuana Divisi Infanteri 1 Kostrad. Program yang sudah kami laksanakan adalah menjalankan program dari Pangkostrad dan petunjuk dari Panglima Divisi Infanteri 1 untuk melaksanakan bakti sosial di daerah latihan Kostrad di Ciwidey,” ucap Satria.

Satria berharap warga sekitar dapat merasa terbantu dengan apa yang dilakukan TNI, yakni renovasi sekolah madrasah yang sebelumnya kurang layak.

“Khususnya untuk membantu proses pembelajaran di sekolah, dan juga memberi kenyamanan bagi warga beribadah di mushola, serta pipanisasi dan tambungan air yang sudah kami pasang dapat membantu kehidupan sehari-hari warga di sana,” tandasnya. (afifah/lbi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *