SEMARANG, liputanbangsa.com – Tayang pada awal bulan November 2023, serial Gadis Kretek masih menjadi perbincangan hangat hingga saat ini.
Banyak penonton berdecak kagum atas cerita sekaligus akting para pemain Gadis Kretek.
Serial Gadis Kretek mengisahkan tentang kisah cinta tiga generasi di keluarga pemilik pabrik rokok kretek ternama di Indonesia.
Sang Novelis, Ratih mengatakan bahwa ia terinspirasi dari kisah kakeknya yang juga memiliki pabrik rokok Kretek.
Alur cerita Gadis Kretek ini bermula dari kisah kisah Raja (Ario Bayu), pemilik pabrik Kretek Djagad Raja yang tengah sekarat.
Di sisa umurnya, Raja sangat ingin bertemu dengan Dasiyah atau Jeng Yah (Dian Sastrowardoyo).
Rupanya Jeng Yah pernah menjadi cintanya di masa lalu, namun tidak berakhir menjadi istrinya.
Raja kemudian meminta bantuan anak bungsunya, Lebas (Arya Saloka) untuk mencari dimana keberadaan Jeng Yah.
Bukan tanpa alasan, Raja sangat ingin meminta maaf dan sekaligus menyampaikan hal yang selama ini masih mengganjal di hatinya.
Pencarian inilah yang berisikan sejarah kretek dan cerita Gadis Kretek.
Banyak tempat-tempat syuting Gadis Kretek yang bahkan dicari oleh warganet.
Salah satunya stasiun kereta api tempat bertemunya kembali Jeng Yah dan Mas Raja saat keduanya sama-sama sudah menikah dengan yang lain.
Melansir unggahan PT Kereta Api Indonesia di X, stasiun yang menjadi latar Gadis Kretek itu adalah Stasiun Tuntang yang terletak di Semarang, Jawa Tengah.
Dilansir dari Instagram @kai121_, Stasiun Tuntang dibangun oleh NIS pada 1871 dan mulai beroperasi pada 21 Mei 1873.
Bangunan yang tampak saat ini merupakan bangunan generasi kedua yang berasal dari tahun 1905.
Walaupun termasuk stasiun yang tidak terlalu besar, namun Stasiun Tuntang memiliki peran penting pada zamannya.
Stasiun Tuntang menjadi tempat persinggahan kereta-kereta yang mengangkut hasil perkebunan seperti karet, kopi, tebu, dan coklat.
(ar/lb)