Suhu di China Saat Ini Bak di ‘Neraka’ – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com – Tiongkok tengah dilanda gelombang suhu panas mencapai 52,2 derajat Celcius mendorong terjadinya peningkatan konsumsi batu bara.

Peningkatan ini terjadi seiring dengan melonjaknya  penggunaan listrik untuk kebutuhan pendingin ruangan. Pembangkit pun memerlukan pasokan lebih untuk meningkatkan produksi.

Tingginya permintaan China tidak mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

Mengutip Reuters, data Biro Statistik China (NBS) menunjukkan produksi batu bara China sepanjang Juni sebesar 390,1 juta ton, meningkat 2,5% secara tahunan (yoy) atau 1,2% secara bulanan (mom).

Produksi batubara selama paruh pertama tahun 2023 mencapai 2,3 miliar  ton, naik 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kekhawatiran pemerintah akan gelombang panas mendesak penambang untuk meningkatkan produksi guna mengisi pasokan.

Impor pun kemudian menjadi pilihan.

Tingginya konsumsi batu bara China terpantau terjadi di daerah pesisir di mana gelombang panas terjadi.

Konsumsi harian di delapan wilayah pesisir China bahkan mencapai level tertingginya selama empat tahun terakhir  Juni, menurut data Transportasi dan Distribusi Batu Bara China (CCTD).

Gelombang panas menjadi alasan mengapa impor batu bara China masih tinggi di tengah perlambatan ekonomi negara tersebut.

Harga batu bara terus merangkak naik. Kenaikan harga batu bara kali ini ditopang adanya gelombang suhu panas yang menghantam Asia dan Eropa.

Harga batu bara sempat jatuh dalam pekan lalu hingga menyentuh titik terendah dalam dua tahun terakhir.

Namun, tingginya permintaan China sebagai importir batu bara terbesar dalam menghadapi suhu panas berhasil membalikkan arah harga batu bara.

Merujuk data Refinitiv, harga batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle pada perdagangan Senin (17/7/2023) ditutup di posisi US$ 134 per ton.

Harga batu bara terapresiasi tipis 0,93%. Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi dalam empat hari perdagangan terakhir.

Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif harga pasir hitam yang juga terbang 4,4%.

Peningkatan batu bara salah satunya ditopang perkembangan di China.

Impor batu bara China mencapai 39, 87 juta ton pada Juni 2023, meningkat tipis dibandingkan 39,58 juta ton pada Mei.

Seperti diketahui, ekonomi Tiongkok hanya tumbuh 0,8% dibandingkan kuartal sebelumnya (quartal to quartal/qtq) pada periode April-Juni 2023. Pertumbuhan tersebut adalah yang terendah sejak kuartal III-2022.

China melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3% (year on year/yoy) pada kuartal II-2023. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2023 yakni 4,5% (yoy) tetapi jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 7,3% (yoy).

Selain China, gelombang suhu panas (heatwaves) juga terjadi di Eropa, seperti Italia. Bahkan, suhu panas Italia hingga memecahkan rekor sebesar 40-46 derajat celcius.

Namun, harga gas sebagai bahan baku energi pilihan Eropa dan sumber energi substitusi batu bara masih mengalami tekanan harga.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) ambruk 3,3% kemarin ke 25,10 euro per mega-watt hour (MWh).

Bila suhu di Eropa semakin meningkat maka permintaan listrik diyakini akan meningkat sehingga harga komoditas energi akan terangkat.

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *