Tak Hanya Lezat, Kuliner Khas Lentog Tanjung Kudus Kental akan Sejarah

KulinerSentra Lentong Tanjung (Oke)

Kudus, Liputanbangsa.com – Kuliner Lentog Tanjung mulai banyak dikenal bagi pengguna jalan yang melintas di Kabupaten Kudus Jawa Tengah selain soto kerbau dan jenang.

Apalagi saat mudik lebaran atau liburan panjang, membuat para pemudik atau wisatawan melirik makanan khas yang hanya ditemui di kota Kretek.

Posisi Desa Tanjungkarang Kecamatan Jati yang berada di pinggir jalan lingkar selatan Kabupaten Kudus membuat pengguna jalan penasaran. Namun tidak banyak warga Kudus sendiri yang mengetahui bagaimana asal muasal munculkan makanan Lentog Tanjung. Tak hanya lezat, kuliner khas lentog tanjung kudus kental akan sejarah

Kepala Desa Tanjungkarang Sumarno menceritakan, jika KH Abdul Hadi (tokoh masyarakat di Kudus) pada jaman kerajaan dulu saat walisongo sedang menyebarkan agama islam di Kudus berniat mendirikan masjid sebagai pusat dakwah.

Wisata
Tarian Lentog Tanjung yang diperagakan oleh pedagang sentra lentog tanjung, 1 Juli 2023. (oke)

Kemudian Sunan Kudus dan beberapa wali lainya secara diam-diam menyiapkan adonan tembok untuk pembangunan masjid Menara Kudus. Agar tidak banyak menarik perhatian, bahan baku bangunan diangkut setiap malam sampai menjelang subuh dari daerah desa Tanjungkarang.

Sumarno melanjutkan, Suatu hari, usai dini hari ada seorang pemilik warung penjual nasi yang sedang menyiapkan masakan dengan menggunakan penyaring kelapa. Nah, setelah selesai, penjual itu lalu mengetuk-ngetukan saringan kelapa itu ke tiang bambu dekat warungnya. Karuan saja aksi penjual nasi ini membuat kaget para santri dan tenaga kerja yang akan mengirim bahan bangunan untuk pembangunan menara Kudus: Mengira hari sudah pagi, para santri segera kembali ke kompleks menara untuk melaksanakan solat subuh.

Seorang wali mengetahui para santri meninggalkan bahan-bahan bangunan langsung kecewa karena waktu belum pagi tapi tidak melanjutkan pekerjaan. Setelah mengetahui asal masalah, sang wali yang tidak disebutkan namanya itu mengeluarkan peringatan.

Nek ono rejo-rejone jaman. Wong Tanjung ojo ono sing dodolan sego. Mergo ngganggu pembangunan ujar KH Abdul Hadi mengutip cerita dari para kakek leluhurnya tentang asal muasal lentog tanjung.

“Dari situlah kemudian warga Tanjung mengganti nasi di warungngnya dengan Lentog dan ada terus sampai sekarang. Warga asli Tanjung pasti tidak akan membuka warung dengan menu jualan nasi,” tutur Sumarno.

Sebagai gambaran, lanjut Sumarno, Lentog artinya Lontong. Dahulu, penjualnya hanya berasal dari Desa Tanjungkarang (Tanjung). Maka dinamai Lentog Tanjung. Namun kini telah menyebar ke seluruh pelosok kota. Yang unik dari lentog adalah ukuran lontongnya yang sebesar betis orang dewasa. Biasanya lentog tanjung dinikmati sebagai menu untuk sarapan, terdiri dari 3 bahan utama, ada lontong yang dipotong kecil- kecil, sayur gori (nangka muda) dan lodeh tahu.

Wisata
Kuliner Lentong Tajung (ist)

Lentog Tanjung terdiri dari 2 kata, lentog dan tanjung. Lentog atau yang biasanya disebut lontong adalah sebuah makanan yang terbuat dari beras yang dibungkus daun pisang. Sedangkan tanjung (Tanjungkarang) adalah sebuah desa yang berada tepatnya di kecamatan Jati Kab. Kudus, Jawa Tengah.

Di sajikan di atas piring kecil yang dialasi daun pisang serta taburan bawang goreng, membuatnya semakin gurih saat disantap. Selain tampilannya yang sederhana, untuk memakannya juga tidak menggunakan sendok, namun menggunakan suru (sendok dari daun pisang).

Sedangkan tanjung (Tanjungkarang) adalah sebuah desa yang berada tepatnya di kecamatan Jati Kab. Kudus, Jawa Tengah. Ya memang makanan khas pagi ini dahulu hanya berasal dari desa Tanjungkarang dan hanya dijual di sekitar daerah tersebut dan ramai pada saat hari Minggu atau libur. Sekarang pun masih ada, walaupun dibeberapa tempat di lain desa juga berdiri warung warung yang menawarkan lentog Tanjung. (Oke/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *