Talenta Global Indonesia Naik 14 Peringkat Tapi Masih Tertinggal di Poin Keterampilan – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com Indonesia mencatat kemajuan terbesar di antara negara-negara Asia dalam mengembangkan dan memanfaatkan talenta selama dekade terakhir, menurut laporan INSEAD.

Dalam Global Talent Competitiveness Index periode 2019-2023, Indonesia melonjak 14 peringkat, menjadikannya negara dengan peningkatan terbesar kedua di dunia setelah Albania yang naik 16 peringkat.

Meskipun demikian, peringkat Indonesia masih berada di posisi 75 dari 113 negara, menunjukkan masih banyak tantangan yang harus diatasi.

Dilansir LiputanBangsa.com dari scmp.com Selasa (5/12) menyebutkan, lanskap talenta global masih didominasi oleh negara-negara kaya seperti Swiss, Singapura, dan Amerika Serikat.

Tetapi negara berkembang seperti Indonesia terus mengambil langkah besar dalam meningkatkan kualitas hidup dan keberlanjutan lapangan kerja.

Meskipun mencatat kemajuan dalam pengembangan talenta, Indonesia masih menghadapi ketertinggalan dalam hal keterampilan tingkat tinggi yang diperlukan oleh pekerja berpengetahuan di peran profesional, manajerial, atau kepemimpinan.

Lebih dari 70 persen angkatan kerja Indonesia terlibat dalam sektor-sektor berupah rendah seperti pertanian dan konstruksi, sesuai laporan dari HSBC Holdings Plc.

Menghadapi tantangan ini, Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk menggencarkan upaya hilirisasi guna menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keterampilan pekerja lokal.

Felipe Monteiro, direktur akademik indeks INSEAD, menyatakan bahwa jika Indonesia berhasil meningkatkan daya saing talenta, gaji pekerja, dan produktivitas, negara ini dapat meraih dividen demografis.

Dengan populasi sebanyak 270 juta jiwa, dimana dua pertiganya adalah usia kerja, Indonesia memiliki potensi untuk membuka pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang telah dilakukan oleh Tiongkok.

Monteiro menekankan bahwa pencapaian ini dapat menciptakan siklus positif dengan PDB yang lebih tinggi, menarik talenta, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Otomasi dan kecerdasan buatan membuka peluang bagi Indonesia untuk mengalami perpindahan tenaga kerja dengan cepat, karena sistem lama yang dapat menghambat pelatihan ulang semakin berkurang.

Menurut Felipe Monteiro, dalam transformasi besar seperti ini, negara berkembang seperti Indonesia memiliki peluang untuk melakukan lompatan besar.

Dengan adopsi teknologi baru, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk mempercepat perkembangan ekonomi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *