Terbongkar “Neraka”JIS, Usai Konser Dewa 19 – Liputan Online Indonesia

Terbongkar "Neraka"JIS, Usai Konser Dewa 19 - Liputan Online Indonesia. Foto : Muhammad Adimaja/Antara

JAKARTA, liputanbangsa.com – Konser Pesta Rakyat 30 Tahun Dewa 19 Berkarya,  sukses digelar di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, pada Sabtu (4/2) lalu.

Namun, konser tersebut meninggalkan banyak catatan hitam yang mesti diperbaiki untuk gelaran berskala besar di masa depan.

Beberapa yang mesti diperhatikan di antaranya lokasi venue tidak ramah transportasi umum, tak memiliki kantong parkir yang luas, hingga trotoar yang minim bagi pejalan kaki.

Pengamat sekaligus pelaku pertunjukan musik, Wendi Putranto mengakui bahwa konser Dewa 19 itu tampak seperti kelinci percobaan untuk pagelaran konser berskala besar di JIS untuk ke depannya.

“Sah-sah saja. Memang kenyataannya begitu (konser Dewa 19 sebagai kelinci percobaan),” kata Wendi dikutip dari CNNIndonesia.com.

Wendi mengatakan meskipun tidak menonton konser Dewa 19 secara langsung, ia merasa gelaran konser itu pasti sukses. Namun, Wendi juga  tidak menampik bahwa akan ada kekacauan yang terjadi.

Terbongkar “Neraka”JIS, Usai Konser Dewa 19 – Liputan Online Indonesia. Foto : Muhammad Iqbal/Antara foto

Alasannya mudah. Lokasi JIS di area Tanjung Priok tak layak untuk menampung begitu banyaknya massa dalam waktu bersamaan.

“Empat jam konser, saya rasa itu enggak ada masalah berarti. Itu set pasti kerenlah,” katanya. “Nah, tapi pas pulang itu baru nerakanya terasa di situ.”jelasnya.

Masalah transportasi dan infrastruktur masih cacat di sana-sini untuk menggelar konser di JIS yang dihadiri oleh puluhan ribu orang.

Sehingga, kata Wendi, promotor yang sudah terbiasa menangani konser berskala besar kemungkinan tidak akan memilih JIS sebagai lokasi acara.

“Terus terang saja. Kalau promotor yang sudah biasa bikin konser skala stadion, pasti mereka akan menolak bikin di JIS,” ujar Wendi.

“Karena, infrastruktur pendukungnya itu tidak memadai untuk menampung sebegitu banyaknya orang. Jadi, bisa dibilang, ada kesalahan desain pada stadionnya sendiri,” sambungnya.

Wendi mengkhawatirkan jika ada situasi darurat yang terjadi di luar perkiraan promotor. Misalnya, sebut Wendi, jika terjadi bencana alam, kebakaran, hingga stadion rubuh.

Tidak adanya perencanaan pengamanan dan evakuasi yang matang dikhawatirkan bisa menimbulkan risiko yang besar jika masalah transportasi dan infrastruktur tak juga kunjung dibenahi.

“Apakah 75 ribu penonton itu bisa keluar dengan aman dalam waktu cepat dan singkat? Ada titik kumpul yang aman enggak di sekitaran stadion untuk segitu banyak orang?” kata Wendi mempertanyakan.

“Kalau yang kayak kemarin, ya itu mendekati bahaya sih. Karena, enggak layak itu untuk dihadiri segitu banyak orang,” tambahnya.

Selain itu, kejadian-kejadian tidak menyenangkan yang dialami para penonton Dewa 19 ini ternyata sudah diprediksi oleh Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI).

Ketua APMI Dino Hamid mengungkapkan sudah menjelaskan kepada pihak kepolisian bahwa konser Dewa 19 di JIS itu akan menantang.

Cetak biru JIS merupakan stadion bertaraf internasional yang wajib terintegrasi dengan akses transportasi dan infrastruktur yang memadai. Karena kedua hal tersebut belum memadai, penonton beralih ke kendaraan pribadi untuk menuju lokasi konser.

“Ya, sesuai dengan analisis kami. Karena, JIS itu memang fiturnya disiapkan sebagai stadion yang terintegrasi dengan transportasi umum, bukan untuk diakses menggunakan kendaraan pribadi,” jelas Dino

Tidak hanya itu, lokasi yang berada di tengah permukiman penduduk juga menjadi hal yang membuat transportasi dan infrastruktur JIS tidak bisa matang.

Jika pihak pengembang JIS tidak membenahi masalah-masalah yang ada, cerita-cerita yang sama dari masyarakat bisa akan terus berulang di kemudian hari.

“Persoalan di JIS kemarin murni belum siap akses transportasi umum dan infrastrukturnya. Kalau nanti visi itu semua sudah aman dan jadi, saya rasa akan proper,” kata Dino.

“Jadi, memang faktor infrastruktur dan dukungan dari sisi transportasi harus sudah benar-benar mantap. Kalau tidak, akan terus menjadi seperti itu,” imbuhnya. (din/lbi)

Bydian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *