Ternyata Ini Penyebab Harga Beras Naik – Liputan Online Indonesia

SEMARANG, liputanbangsa.comKeterlambatan masa panen disebut sebagai pemicu harga beras di sejumlah daerah, termasuk Kota Semarang mengalami kenaikan.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui, beras masih menjadi salah satu komiditi yang harganya tinggi.

Untuk di Kota Semarang, ketersediaan beras saat ini masih dalam menunggu masa panen.

“Karena memang masa tanam dan panen mundur, diperkirakan bulan Maret. Kemudian kalau harga beras Bulog, karena ini disubsidi oleh pemerintah, sehingga tetap di bawah HET,” ujarnya usai mendampingi Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan saat mengecek stok dan harga beras di Pasar Bulu, Kota Semarang.

Plt Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Hernowo Budi Luhur mengatakan, produksi dan distribusi beras saat ini tak lepas dari faktor cuaca.

“Cuaca memang memengaruhi distribusi beras. Sekarang sudah hujan, ada beberapa daerah produksi kena banjir. Sedang di Semarang masih masa tanam,” ujarnya.

Dia mengakui jika banyak pedagang yang mengeluh terkait harga dan stok bahan pokok khususnya beras.

Saat ini pihaknya masih mengupayakan untuk mendorong stabilitas harga beras.

“Memang lagi prihatin beberapa penjual beras susah. Ini memang sedang memasuki masa tanam. Pedagang beras kecil juga tidak punya stok,” imbuhnya.

Sebagai informasi, harga kebutuhan pokok khususnya beras di Kota Semarang mengalami kenaikan.

Harga beras premium misalnya, dari sebelumnya sekitar harga Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu/kg, kini mencapai Rp 16.500/kg hingga Rp 17.000/kg.

Sedang untuk harga kelas medium, yang sebelumnya di kisaran Rp 13.000/kg kini menjadi Rp 14.000/kg.

Kenaikan harga beras ini juga diikuti kenaikan harga komoditas lain, seperti cabai, telur, gula dan lainnya.

Harga cabai merah misalnya mencapai Rp 85.000/kg. Harga cabai rawit pedas juga mencapai Rp 80.000/kg.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *