Tolak Jadi Cawapres Anies, Wasekjen Demokrat Tuding Yenny Bagian dari Rezim – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.comPutri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid menjawab tudingan Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon.

Ia dituding karena menolak sebagai cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024 karena menganggap bagian dari rezim.

Yenny lantas mempertanyakan istilah ‘rezim’ yang diutarakan Jansen. Ia menegaskan statusnya bukan sebagai pejabat pemerintahan saat ini.

“Itu tanyakan saja ke beliau. Definisi dari bagian dari rezim itu apa? Karena kalau definisinya adalah bagian dari pemerintahan saya kira saya tidak jadi pejabat,” kata Yenny di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (11/8).

Yenny bingung dengan istilah bagian dari rezim yang dituding Jansen tersebut. Namun, ia mengamini bahwa dirinya mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Ia mengklaim Jokowi telah menorehkan banyak prestasi selama menjabat. Salah satunya dengan torehan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen pada kuartal II-2023.

“Ini enggak main-main. Begitu pertumbuhan ekonomi tinggi maka tercipta lapangan pekerjaan, pengangguran menurun. Menurut saya ini harus diapresiasi,” kata dia.

Yenny bersama Konsorsium Kader Gus Dur sempat memberikan dukungan kepada Joko Widodo – Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.

Deklarasi itu digelar Yenny di Rumah Pergerakan Politik Gus Dur, Kalibata, Jakarta, 29 September 2018 lalu.

Sebelumya Jansen Sitindaon menilai koalisi pengusung Anies memiliki agenda utama untuk perubahan.

 

Deklarasikan Anies Sebagai Calon Presiden, Perwakilan KIB Temui AHY – Liputan Online Indonesia. (dok.cnnindonesia)

Sosok capres dan cawapresnya pun harus merepresentasikan tujuan koalisi tersebut. Baginya, Yenny belum ideal sebagai sosok perubahan.

“Mbak Yenny buat saya bagus, bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi cawapres di KPP, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain,” kata Jansen dalam keterangan tertulis, Kamis (10/8).

Jansen khawatir apabila sosok pendamping Anies bukan orang merepresentasikan perubahan.

Menurutnya saat ini dukungan masyarakat terhadap KPP lantaran menginginkan perubahan terhadap pemerintah saat ini semakin bertambah.

“Apalagi dia tokoh status quo atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini,” imbuhnya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *