Waspada, Kurang Vitamin D Bisa Picu Depresi – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.comTak bisa dipungkiri, tubuh memerlukan berbagai macam nutrisi yang berfungsi untuk menyokong proses metabolismenya.

Apabila cakupan nutrisi tersebut tidak terpenuhi dengan baik, akibatnya akan mengganggu tubuh dan rentan terkena penyakit.

Salah satu nutrisi yang harus dipenuhi adalah vitamin D.

Sebab, vitamin D menjadi salah satu nutrisi penting bagi tubuh yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh; membantu tulang tetap sehat dan kuat; serta menunjang pertumbuhan sel.

Rupanya, kekurangan vitamin D juga berdampak pada kesehatan tulang, seperti pelunakan tulang (Osteomalasia), hilangnya zat mineral tulang (Osteopenia), kerusakan tulang rawan sendi (Osteoartritis), penyakit jantung, kanker, dan beberapa penyakit lainnya.

Tak hanya itu, melansir dari Healthline, kekurangan vitamin D juga bisa menyebabkan beberapa masalah pada kesehatan mental, salah satunya adalah depresi.

Lalu, apa kaitan antara kekurangan vitamin D dan depresi? Berikut jawabannya.

Bagaimana vitamin D berperan dalam kesehatan mental?

Sebagaimana diketahui bersama, vitamin D cenderung diperuntukan untuk menjaga tulang tetap kuat dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Banyak penelitian yang mulai mengaitkan antara kekurangan vitamin D dan depresi.

Para ilmuwan mengidentifikasi keberadaan reseptor vitamin D dan metabolit di seluruh otak, di mana hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa vitamin D berperan penting dalam fungsi kognitif dan suasana hati.

Hal ini makin diperkuat dengan sebuah penelitian di tahun 2020, di mana orang yang bermasalah dengan suasana hati memiliki kadar vitamin D yang cukup rendah.

Dilansir pada laman klikdokter.com, sebuah penelitian metaanalisis pada 2013 yang dipublikasikan di “The British Journal of Psychiatry,” menemukan bahwa partisipan yang mengalami depresi lebih cenderung kekurangan vitamin D.

Selain itu, terdapat pula analisis yang menyebutkan bahwa secara statistik, orang-orang yang kekurangan vitamin D lebih berisiko mengalami depresi.

Apa benar pekerja kantoran lebih rentan mengalami defisiensi vitamin D?

Vitamin D adalah salah satu vitamin yang tidak bisa dihasilkan sendiri oleh tubuh manusia.

Dengan demikian, perlu adanya bantuan eksternal untuk mendapatkan vitamin ini. Salah satu caranya adalah dengan bantuan paparan sinar matahari.

Sebagai informasi, sinar matahari mampu membantu tubuh untuk memproduksi vitamin D secara alami.

Sebab, kandungan ultraviolet B (UV B) yang terdapat pada sinar matahari apabila terpapar kulit dapat mengubah provitamin D pada kulit menjadi vitamin D.

Sayangnya, tidak sedikit seseorang dari berbagai golongan usia bisa mengalami kekurangan (defisiensi) vitamin D.

Rupanya, ini kerap dialami oleh sebagian orang yang kesehariannya kurang terpapar sinar matahari, seperti pekerja kantoran.

Hal tersebut disebabkan oleh kesibukan para pekerja kantoran yang rata-rata dimulai pada jam 10.00 pagi hingga 14.00 siang.

Di mana pada jam tersebut merupakan waktu yang tepat untuk mendapatkan vitamin D3 yang dapat dilakukan dengan beraktifitas di bawah sinar matahari, sedangkan ruangan yang tertutup dan ruangan ber-AC membuat para pekerja mendapatkan sinar matahari yang sangat sedikit.

Sayangnya, banyak yang mulai mengabaikan kebutuhan vitamin D di dalam tubuh.

Padahal, vitamin D sangat dibutuhkan tubuh untuk memperkuat tulang dan mencegah berbagai penyakit di dalam tubuh, seperti gangguan mental atau depresi.

Beberapa gejala yang kamu rasakan jika kamu kekurangan vitamin D di antaranya mengalami kecemasan yang berlebihan, sulit untuk konsentrasi dan mudah lupa, kehilangan minat akan hal-hal yang selama ini disukai, mengalami insomnia atau hipersomnia, kehilangan nafsu makan, hingga memikirkan tentang hal yang berbau negatif.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *