Alasan Coldplay Cuma Mau Konser Sehari di Indonesia – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.comGrup band ternama asal Inggris, Coldplay, bakal konser di Indonesia akhir tahun ini.

Hanya saja, Coldplay cuma konser dalam satu hari saja di Indonesia, padahal konser yang sama bisa dilakukan sampai enam hari di negeri tetangga Singapura.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengungkapkan penyebab Coldplay hanya bisa konser sehari di Indonesia.

Sandiaga mengatakan, sistem perizinan di Indonesia lah yang membuat band sebesar Coldplay hanya mau konser selama sehari di Indonesia.

“Salah satu pertimbangan kenapa Coldplay hanya memilih satu hari di sini dan lebih dari satu hari di negara lain itu karena salah satunya faktor perizinan. Baik daripada kemudahan perizinan, waktu dari perizinan, dan juga biaya dari perizinan tersebut,” ungkap Sandiaga ditemui di Kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (1/8).

Sandiaga juga mengaku seringkali dirinya mendapat keluhan dari para event organizer soal ketidakpastian pada sistem perizinan acara.

Banyak sekali keluhan yang didapatkan bila izin acara baru keluar beberapa jam sebelum acaranya dilaksanakan.

“Banyak dikeluhkan oleh para penyelenggara kegiatan events organizer karena ada yang izinnya itu baru keluar beberapa jam sebelum event-nya itu dilaksanakan. Jadi ini banyak menimbulkan ketidakpastian,” sebut Sandiaga.

 

Ubah Sistem Perizinan

coldplay
Sold Out! Presale Tiket Konser Coldplay Jakarta Resmi Berakhir Hari ini. Foto; dok.sudouest.fr

Sandiaga mengatakan dalam rapat terbatas yang dilakukan kemarin, pemerintah bakal mengubah sistem perizinan secara digital mulai bulan September.

Hal ini diharapkan dapat mempermudah perizinan acara di Indonesia.

“Pada rapat tadi diputuskan untuk diujicobakan di bulan September secara pilot project, digitalisasi dari perizinan penyelenggaraan event dan kita harapkan ini bisa kita evaluasi per periodik untuk memudahkan perizinan,” ungkap Sandiaga.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini memaparkan selama ini perputaran ekonomi dari penyelenggaraan acara seni dan olahraga di Indonesia nilainya cukup besar, mencapai Rp 197 triliun.

Dengan kemudahan perizinan harapannya akan tercipta nilai tambah hingga Rp 17 triliun.

“Dari 3.000 event yang kita data di tahun ini akan menggerakkan ekonomi sekitar Rp 197 triliun. Jika digitalisasi ini bisa berlangsung, dan mencapai efisiensi, maka akan tercapai nilai tambah ekonomi sekitar Rp 17 triliun,” beber Sandiaga.

Dengan digitalisasi sistem perizinan target Sandiaga untuk acara berkelas nasional izinnya sudah bisa kelar 14 hari sebelum acara.

Sementara untuk acara berkelas internasional targetnya 21 hari sebelum acara izinnya sudah terbit.

“Proses digitalisasi ini memangkas tahapan, sehingga pelayanan publik untuk perizinan event ini akan jauh lebih baik ke depan,” tegas Sandiaga.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *