DPRD JATENG: Memantau Objek Wisata Cagar Budaya ‘The Heritage Palace’ di Kabupaten Sukoharjo

ByRedaksi

18 Oktober 2022
Soroti Tata Kelola Wisata, ‘The Heritage Palace’ Sukoharjo Dipantau – DPRD JATENGKomisi B DPRD JAteng, Dukuh Tegal Mulyo Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Senin (17/10/2022).

Sukoharjo-Liputanbangsa.com- Komisi B DPRD Provinsi Jateng memantau objek wisata cagar budaya ‘The Heritage Palace’ di Kabupaten Sukoharjo. Pantauan ke sejumlah objek wisata masih dilakukan Komisi B DPRD Provinsi Jateng.

Salah satunya dengan mengunjungi The Heritage Palace, yang merupakan bangunan cagar budaya yang terletak di Jalan Permata Raya RT.02 RW.08 Dukuh Tegal Mulyo Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Senin (17/10/2022).

Menurut pengelola objek wisata itu, Franky Hardy Sucipto, bangunan tersebut dahulu pabrik gula di zaman kolonial Belanda dan kini sudah sah menjadi cagar budaya. Setelah Indonesia merdeka, bangunan itu menjadi milik PTPN.

Namun, pada 1968 bangunan tersebut dibeli PT Karep Bojonegoro yang digunakan untuk gudang tembakau. Ia menjelaskan bangunan resmi menjadi objek wisata di Kabupaten Sukoharjo pada 9 Juli 2018.

“Pada 2018, kami sewa bangunan itu dan pada 9 Juli 2018 resmi buka objek wisata ini. Akan tetapi, belum lama kami buka, pandemi Covid-19 memaksa kami harus berhenti beroperasi,” ungkapnya.

Menanggapinya, Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jateng Sri Maryuni mengatakan kegiatan pantauan dilakukan untuk menggali data tentang tata kelola obyek wisata. Sebelumnya, Komisi B sudah melangsungkan kegiatan serupa di De Tjolomadoe Karanganyar yang juga merupakan bangunan kuno pabrik gula.

“Kami sangat mengapresiasi para investor pariwisata. Oleh sebab itu, kita sudah berkunjung ke beberapa daerah untuk monitoring pelaksanaan tata kelola,” terang Sri.

Dengan beroperasinya kembali objek wisata yang setelah 2 tahun lebih terdampak pandemi, Komisi B berharap kegiatan pariwisata dapat kembali menggerakakan perekonomian di daerah. Upaya pemulihan pasca pandemi di sektor pariwisata dapat dilakukan dengan melaksanakan event, pemberdayaan komunitas fotografer, dan UMKM.

“Kami berharap pengelola selalu mengedepankan event-event kreatif, memberdayakan komunitas fotografer, dan UMKM setempat. Terlebih, pengunjung yang datang kesini pastinya akan berswafoto dan akan memposting di media sosialnya,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Komisi B didampingi oleh pengelola melihat-lihat beberapa koleksi mobil antik dari Eropa. Di beberapa lokasi, ada beberapa spot yang menjadi daya minat pengunjung untuk berfoto. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *