Filosofi Ketupat dan Lepet di Sajian Khas Lebaran Idul Fitri – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com –  Saat lebaran kita bisa menikmati Sajian khas, yakni ketupat atau kupat dan lepet.

Ternyata tidak hanya sebagai kudapan saat lebaran Idul Fitri saja, kupat dan lepet memiliki makna filosofi yang agung.

Ketupat dan lepet Kenapa mesti dibungkus janur?

Janur, diambil dari bahasa Arab ” Ja’a nur ” (telah datang cahaya ).

Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.

Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti ketupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.

Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja’a nur).

Lepet = silep kang rapet.

Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.

Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan,

jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam.

Umat muslim sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.

Inilah cikal bakal munculnya kalimat Mohon maaf lahir dan bathin, disaat ‘Idul Fitri di Indonesia.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *