Junjung Inklusivitas dan Kesetaraan Gender, IKN Digadang Jadi Kota Ramah Perempuan – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.comIbu Kota Nusantara (IKN) saat ini sedang tahap pengembangan, untuk menjadi kota cerdas, berkelanjutan, dan nol emisi karbon.

Selain memiliki cita-cita menjadi kota yang livable yang nyaman dan juga lovable yang dicintai, IKN juga akan menjadi kota yang inklusif dan ramah perempuan.

Hal itu selaras dengan salah satu prinsip pembangunan IKN yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2023 tentang Perincian Rencana Induk IKN, yaitu inklusivitas dan kesetaraan gender.

Staf Khusus Bidang Pembangunan Berkelanjutan, Otorita IKN, Diani Sadiawati, dengan memegang pada prinsip tersebut, IKN akan menjadi kota yang aman, nyaman, dan terjangkau oleh penduduknya termasuk anak, perempuan, kelompok lanjut usia, dan penyandang disabilitas.

Menurut Diani, perempuan terutama masyarakat lokal menjadi fokus OIKN. Oleh karena itu, pihaknya menggelar pelatihan penanaman hidroponik, pembuatan batik, kue, dan menjadi barista.

Dengan begitu, kata Diani, perempuan di IKN diharapkan akan memiliki banyak kesempatan dan dapat menentukan kehidupannya.

Untuk menunjang IKN sebagai kota yang inklusif, OIKN akan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana dasar dengan kerja sama berbagai pihak, seperti sekolah, rumah sakit, pasar supermarket, dan lainnya.

 

Kota Layak Huni, Inklusivitas dan Konektivitas Tinggi

Untuk mewujudkan kota yang mengedepankan aspek kenyamanan, kehangatan, dan keberlanjutan, pembangunan IKN berprinsip pada kota berteknologi tinggi yang ramah lingkungan.

Oleh karena itu, kota yang terletak di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur dibangun dengan komposisi 25% untuk kota dan huniannya, sedangkan 75% adalah ruang terbuka hijau.

“Jadi, bangunan IKN dibuat lebih ramah lingkungan, dengan komitmen menjadi kota berkelanjutan, sebagai smart city, smart living. Semua berbasis pada teknologi juga. Serta, dirancang untuk menjadi superhub ekonomi di masa depan. Dalam jangka panjang, diharapkan IKN dapat menumbuhkan lagi, memperkuat lagi identitas nasional dan keberagaman bangsa yang selama ini sudah ditekankan dengan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Diani.

Menyoal konsep kota berkelanjutan dan layak huni, Direktur TOWNLAND, Monika Indirasari juga menjelaskan bahwa kelayakan terukur dari konektivitas yang tinggi.’

Artinya, penghuninya dapat berpindah dari satu area ke area lain dengan cepat, sesuai dengan kebutuhan dan tetap nyaman.

“Jadi berkaca dari IKN sebagai salah satu contoh kota yang dibuat ramah lingkungan, kita menciptakan ten minutes city. Segala fasilitas publik di kota tersebut dapat dijangkau dalam jarak dekat dan cepat. Orang juga jadi nyaman berpindah tempat dengan jalan kaki ke mana pun sehingga mengurangi penggunaan kendaraan dan polusi udara,” ujar Monika.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *