Mitos dan Fakta Seputar Cacar Monyet – Liputan Online Indonesia

ByTia Putri

15 November 2023 , , ,

liputanbangsa.comCacar monyet belakangan ini banyak diperbincangkan dan diberitakan lantaran ada temuan kasus di Indonesia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi, saat ini ada 9 kasus terjangkit cacar monyet di Indonesia.

Di antara temuan kasus, ada informasi-informasi salah soal penyakit ini yang kemungkinan besar bisa menyesatkan masyarakat. Berikut fakta dan mitos soal cacar monyet.

 

Mitos dan Fakta Seputar Cacar Monyet

Berikut sejumlah mitos yang beredar di masyarakat beserta faktanya :

1. Mitos: disebut dapat menyebabkan kelumpuhan Dilansir dari FastCheck, faktanya tidak ada laporan bahwa cacar monyet menyebabkan kelumpuhan pada seseorang yang menjadi salah satu gejala.

Selain itu, juga tidak ditemukan bukti bahwa ada kelumpuhan yang terjadi berkaitan dengan cacar monyet.

Adapun gejala cacar monyet paling umum adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, lemas, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Selain itu, cacar monyet biasanya menyebabkan ruam atau lesi yang awalnya datar, kemudian berisi cairan sebelum mengeras dan rontok.

2. Mitos: berasal dari famili virus yang sama dengan cacar air Faktanya cacar monyet bukanlah salah satu dari bentuk penyakit cacar air yang sama-sama menyerang kulit manusia.

Perlu diketahui, cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoster yang termasuk dalam keluarga virus Herpesviridae, termasuk herpes simpleks 1 dan 2, sedangkan cacar monyet termasuk dalam virus keluarga Poxviridae yang termasuk virus penyebab penyakit cacar yang lebih parah.

3. Mitos : Disebut sebagai penyakit infeksi menular seksual Dikutip dari HealthLine, cacar monyet bukanlah penyakit infeksi menular yang hanya menjangkit melalui hubungan seksual.

Memang benar cacar monyet bisa menular melalui hubungan seksual, namun itu bukanlah satu-satunya cara penularan.

Cacar monyet dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit yang tidak bersifat seksual atau intim.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *