RUPS Hanya Tetapkan Pergantian Wakomut, Ahok Batal Jadi Dirut Pertamina – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com – PT Pertamina (Persero) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham untuk menetapkan pergantian manajemen Perseroan.

Hasil RUPS tak menyentuh pergantian direksi, sehingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sempat menjalani review sebagai calon direktur utama (Dirut), tetap di posisinya sebagai komisaris utama (Komut).

RUPS cuma menetapkan Rosan Perkasa Roeslani yang juga Wakil Menteri BUMN II sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina, menggantikan Pahala N. Mansury yang bergeser menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. Pergantian posisi Wakomut itu seperti tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dalam surat Nomor SK-211/MBU/07/2023 tanggal 25 Juli 2023.

“Dengan susunan Dewan Komisaris yang baru ini, Pertamina siap memenuhi aspirasi pemegang saham. Kami mengucapkan selamat dan sukses kepada Wakil Komisaris Utama Bapak Rosan Roeslani, dan berterima kasih kepada Bapak Pahala Mansury atas segala pengabdiannya kepada Pertamina,” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, dikutip Minggu (30/7).

Rencana pergeseran Ahok ke posisi Direktur Utama Pertamina, sebelumnya dikonfirmasi Menteri BUMN Erick Thohir.

“Saya rasa tour of duty bisa saja terjadi, tapi saya belum bisa mengkonfirmasi kalau memang itu sudah ada keputusan,” kata Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (21/7).

Dengan RUPS yang hanya menetapkan pergantian Wakomut, pergeseran Ahok ke posisi Dirut Pertamina dipastikan batal.

Padahal sempat berembus kabar pergantian orang nomor satu di Pertamina akan berlangsung pekan ini.

Bahkan pada Rabu (26/7) beredar kabar di kalangan pegawai Pertamina, Ahok akan ditetapkan sebagai direktur utama pada Jumat (28/7).

“Sejauh ini enggak ada agenda, yang ada pergantian Wakomut sore nanti,” kata sumber kumparan di manajemen Pertamina yang dikonfirmasi pada Kamis (27/7).

 

Erick Tanggapi Plumpang dan Geothermal

Meski demikian, kepemimpinan Nicke Widyawati di Pertamina sejak 2018 juga memiliki sejumlah catatan. Yang paling menonjol adalah sejumlah kasus kebakaran kilang dan depo BBM.

Dalam rentang 2021-2023, setidaknya terjadi enam kasus kebakaran yakni di kilang Balongan (29 Maret 2021), kilang Cilacap (11 Juni 2021 dan 13 November 2021), kilang Balikpapan (4 Maret 2022 dan 15 Mei 2022).

Yang terbesar adalah kebakaran Depo BBM Plumpang pada 3 Maret 2023, hingga menewaskan 29 orang.

Usai kasus tersebut mencuat rencana pemindahan depo, meski hingga saat ini belum jelas kelanjutan rencana tersebut. H

al itu sempat menjadi pembicaraan antara Menteri BUMN Erick Thohir dengan Ahok saat proses review sebagai calon Dirut Pertamina.

“Saya kemarin ketemu Pak Ahok, sama. Saya menyamakan persepsi mengenai Plumpang. Kan waktu itu Pak Luhut berbeda. Tapi kan saya bilang tidak ada perbedaan, tapi tentu lapangan yang harus kita lihat kalau kita tambah kilang, kan kita impor minyak terus tambah, berarti kan yang namanya Plumpang 18 persen kontribusi ke nasional. dan di Jakarta itu menjadi hal yang dibutuhkan,” ujar Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jumat (21/7).

Selain soal Plumpang, mengiringi wacana pergantian Dirut Pertamina, Erick Thohir juga menyoroti pengelolaan bisnis panas bumi di bawah Pertamina dan PLN.

Dua BUMN sektor energi itu sama-sama punya bisnis panas bumi, sehingga Erick Thohir menginginkan ada sinergi pengelolaan dengan cara pemilikan bersama.

“Saya melihat juga banyak hal-hal yang disinkronkan satu dengan yang lainnya antara cluster. Saya tekankan Pertamina sama PLN itu masalah geothermal aja belum tuntas. Padahal kita ingin punya kapasitas 2,4 giga watt. Padahal saya punya model kepemilikan bersama seperti di rumah sakit, ada Pertamina dan Pelindo,” ujarnya Jumat (21/7).

 

(ar/lb)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *