Salju Abadi Papua Terancam Hilang di 2025 – Liputan Online Indonesia

JAYAPURA, liputanbangsa.comKepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura, Muhaimin mengungkapkan, BMKG telah mengamati dan meneliti perubahan iklim di salju abadi Puncak Jaya, Papua Pegunungan.

Menurut Muhaimin, pengamatan telah dilakukan sejak tahun 2010 hingga 2022.

Berdasarkan temuan, ternyata salju abadi mengalami kekurangan setiap tahunnya.

“Setelah kami melakukan pengamatan ternyata berkurang sekitar 0,07 Km per tahun,” ungkapnya saat dihubungi media melalui telepon seluler, Selasa (29/8/2023).

Selain itu, Muhaimin menambahkan, kedalaman salju abadi juga mengalami penurunan per tahun.

“Awal tahun 2010 kami mengukur kedalaman salju sekitar 24 meter. Sekarang kedalaman saljunya tinggal 6 meter,” ucapnya.

Muhaimin menyampaikan, BMKG telah melakukan observasi selama 12 tahun terakhir.

Salah satu penyebab berkurangnya salju abadi di Puncak Jaya adalah perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Papua.

Terancam punah tahun 2025 Perubahan iklim ternyata memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia dan alam.

Salah satunya adalah salju abadi di Puncak Kartenz yang akan hilang pada tahun 2025 mendatang.

“Diperkirakan salju abadi akan hilang di tahun 2025. Ini merupakan hasil Litbang BMKG,” ungkap Muhaimin.

Dia menyampaikan, pengamatan terhadap perubahan suhu dilakukan sekitar 1800-an di Eropa.

Sedangkan di Indonesia baru diamati sekitar tahun 1900-an di wilayah Jawa.

“Setelah diamati suhunya sudah lebih dari 1 derajat. Hal ini mempengaruhi berkurangnya salju abadi di Puncak Jaya,” ujarnya.

Oleh karena itu, disarankan bagi negara maju dan negara berkembang seperti Indonesia, untuk mengurangi penggunaan energi yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

Tinggal 230 meter Muhaimin menyampaikan, salju abadi di Puncak Jaya tersisa 230 meter. Sebelumnya, luas salju abadi adalah 270 meter.

Dari pengamatan dan penelitian yang dilakukan BMKG 12 tahun terakhir ini menyebutkan bahwa sisa salju abadi adalah 230 meter.

“Ini merupakan data yang diamati oleh BMKG 12 tahun terakhir, mulai tahun 2010 hingga 2022,” ujarnya.

Dia menjelaskan, data tahun 2022 menunjukkan salju abadi yang ada sekitar 0,23 Km persegi.

Sementara tahun 2021, data salju abadi adalah sekitar 0,27 Km.

“Dalam satu tahun saja terjadi penurunan 15 persen, terhitung pada bulan Juli 2021 dan Juli 2022. Sedangkan pengurangan setiap tahun adalah 0,07 Km per tahun. Untuk tahun 2023 kami masih melakukan,” jelasnya.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *