Umat Muslim Wajib Tahu Sejarah Qurban dan Aqiqah – Liputan Online Indonesia

Qurban dan Aqiqah

Sejarah qurban dan aqiqah wajib para umat Islam ketahui. Qurban dan aqiqah merupakan salah satu tradisi penting bagi umat Islam di dalam kehidupan. Walaupun qurban dan aqiqah sama-sama menyembelih hewan, tetapi keduanya memiliki sejarah yang berbeda.

liputanbangsa.com: Sejarah Baitul Maqdis, Bangunan Penting di Yerusalem

Ketahui Sejarah Qurban dan Aqiqah

Qurban dan aqiqah memiliki suatu kesamaan yaitu proses menyembelih hewan. Keduanya juga telah memiliki hukum sunnah muakad, tetapi terdapat perbedaan yang wajib para umat muslim ketahui.

Terdapat berbagai pendekatan yang bisa para umat muslim ketahui dari pengertian qurban dan aqiqah. Dari pendekatan bahasa, kata qurban dan aqiqah sudah memiliki pengertian yang berbeda.

Pengertian Qurban

Qurban berasal dari suatu kata qariba-yaqrabu qurbanan wa wirbanan. Kata tersebut memiliki arti dekat dan mempunyai tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, kata tersebut juga berarti menjalankan perintah dari Allah SWT.

Kata qurban juga berkaitan dengan “udhiyyah” yang merupakan bentuk jamak dari dhaniyyah. Dhaniyyah berasal dari kata “dhaha” yang mempunyai arti yaitu waktu dhuha. Hal ini juga berkaitan dengan waktu dalam penyembelihan qurban yaitu saat waktu dhuha setelah sholat Ied.

Pengertian dari Aqiqah

Sedangkan pengertian aqiqah dalam pendekatan bahasa yakni aqqa-yauqqu-aqqan yang memiliki arti memotong. Istilah memotong memiliki banyak makna yaitu bisa berarti menyembelih atau memotong.

Seperti memotong rambut bayi yang baru saja lahir atau menyembelih hewan.

Sedangkan menurut Abu Ubaid pengertian aqiqah yaitu memotong rambut yang ada pada kepala bayi. Sedangkan berdasarkan istilah aqiqah memiliki makna yaitu penyembelihan atau pemotongan hewan sebagai rasa syukur kepada Allah.

Rasa syukur kepada Allah tersebut terjadi karena kelahiran anak yang disertai pemotongan rambut bayi.

liputanbangsa.com: Sejarah Khitan Nabi Ibrahim, Menggunakan Kapak!

Sejarah dari Qurban

Sejarah qurban dan aqiqah juga dapat kita lihat dari latar belakang. Qurban berawal dari lahirnya Nabi Ismail AS yang merupakan Anak dari Nabi Ibrahim AS.

Nabi Ibrahim AS tidak memiliki anak sampai pada masa tuanya dan berdoa kepada Allah. Pada doa tersebut, Nabi Ibrahim AS meminta supaya Allah menganugerahkan seorang anak yang sholeh padanya.

Lalu, Allah SWT telah mengabulkan doa dari Nabi Ibrahim yaitu menganugerahkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Pada waktu Nabi Ismail AS mencapai usia remaja, Nabi Ibrahim AS mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih putranya tersebut.

Walaupun terasa berat, tetapi Nabi Ibrahim AS harus tetap melaksanakan mimpi tersebut. Nabi Ibrahim AS akhirnya menyampaikan mimpi kepada anaknya yaitu Ismail untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.

Nabi Ismail memiliki tingkat keimanan yang luar biasa sehingga ikhlas melakukan apa yang sudah menjadi perintah Allah SWT. Selain itu, Ismail juga berjanji kepada Nabi Ibrahim akan menjadi seseorang yang sabar dalam menjalani perintah.

Nabi Ibrahim AS kemudian membaringkan anaknya Ismail untuk bersiap melakukan penyembelihan.

Saat Nabi Ibrahim akan mengayunkan pedang, Allah SWT telah mengganti tubuh Nabi Ismail dengan domba jantan dari surga. Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah SWT karena Nabi Ibrahim telah menaati perintah-Nya yang berat tersebut.

Dari kejadian tersebut qurban menjadi salah satu hal yang wajib ada setiap hari raya Idul Adha.

Sejarah dari Aqiqah

Sejarah qurban dan aqiqah memiliki latar belakang yang berbeda walaupun sama-sama menyembelih kambing. Aqiqah sudah ada sejak zaman Jahiliyah.

Sebelum adanya Nabi Muhammad SAW tradisi ini sudah ada. Orang-orang zaman Jahiliyah menyembelih kambing dan darahnya dilumuri pada anak bayi dengan tujuan tertentu.

Tradisi aqiqah ini sudah ada pada masyarakat Arab dan sulit untuk hilang. Pada saat ajaran Islam mulai tersebar, Nabi Muhammad telah mengganti aqiqah tersebut dengan cara yang lebih baik.

liputanbangsa.com: Sejarah Piagam Madinah, Konstitusi Negara Tertulis Pertama

Nabi Muhammad mengganti tradisi aqiqah dengan mencukur rambut pada kepala bayi serta mengganti darah dengan minyak wangi untuk membaluri.

Sedangkan untuk kambingnya dimasak dan dibagikan kepada orang-orang sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anak.

Sejarah qurban dan aqiqah penting untuk para umat muslim seluruh dunia ketahui. Hal ini berguna untuk meminimalisir adanya kesalahpahaman latar belakang tradisi tersebut. Selain itu, juga dapat meningkatkan keimanan kita. (R10/HR-Online)

Beranda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *