Semarakkan Tradisi, Ziarah Syawalan Semarang Kembali Digelar dengan Kunjungi Beberapa Makam Ulama – Liputan Online Indonesia

tradisiSemarakkan Tradisi, Ziarah Syawalan Semarang Kembali Digelar dengan Kunjungi Beberapa Makam Ulama. Foto" dok.joss.co.id

SEMARANG, liputanbangsa.com – Tradisi Syawalan sudah melekat sekali dengan masyarakat Indonesia. Biasanya pada saat syawalan ini, diisi dengan berbagai kegiatan salah satunya adalah yang diadakan di Kota Semarang, Jawa Tengah yaitu tradisi yang namanya Ziarah Syawalan.

Tradisi yang sudah rutin digelar sejak 2005 ini dilakukan dengan mengunjungi beberapa makam para ulama di sekitar Kota Semarang.

Pada tahun ini, Ziarah Syawalan bisa kembali digelar pada Minggu, (30/4/2023) setelah sebelumnya terkendala akibat adanya pandemi Covid-19 dan PPKM.

Tradisi yang dilangsungkan setiap hari Minggu kedua di bulan Syawal, dipimpin langsung Habib Nauval bin Idrus bin Ahmad Al Mutahar dari Majelis Taklim Ribath An Nur Mranggen Demak.

Agenda Ziarah Syawalan Semarang dimulai dari pukul 07.30 WIB dengan lokasi pertama di Makam Syaikh Ibrahim di Brumbung Demak dan Makam Syaikh Shodiq atau Mbah Jago di Wiringin Jajar Mranggen Demak.

Kemudian, rombongan Ziarah Syawalan Semarang bergeser ke makam Syaikh Jumadil Kubro dan Sunan Terboyo.

“Ziarah Syawalan Semarang dimulai sejak 2005, awalnya hanya 40-50 jamaah, sekarang sudah 500 an,” kata Habib Naufalbin Idrus bin Ahmad Al Mutahar, di Makam Sunan Pandanaran Semarang.

tradisi
Pada Ziarah Syawalan tahun ini total ada 9 makam ulama yang dikunjungi. Foto: dok.liputanbangsa.com

Total ada sembilan lokasi tujuan Ziarah Syawalan Semarang para ulama dan kasepuhan yang dikunjungi di beberapa makam yang ada di Demak dan Kota Semarang.

Ziarah Syawalan Semarang diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya tausiyah, tawasul, berdoa bersama, sejarah napak tilas para ulama.

Habib Naufal berharap Ziarah Syawalan Semarang berharap kegiatan ini bisa menjadi ikon wisata religi, sebab jamaah yang ikut terus bertambah seiring waktu berjalan. Sebab menurut Habib Naufal, sejumlah elemen ikut terlibat seperti, Pemerintah Daerah, ADKI, IPNU, KNPI, Ansor, Forum Backstagers, Santei Gayeng Nusantara, Unnes dan lainnya.

Disisi lain, Ketua Asosiasi Desa Kreatifif Indonesia (ADKI) Fikri El-Azis menyebut kedepannya tradisi Ziarah Syawalan bisa jadi wisata religi tahunan dengan pengunjung lebih banyak. Selain itu, bisa mendorong dan menjual tumbuhnya ekonomi kreatif masyarakat dan peserta ziarah lewat kegiatan seperti bazar.

“Kedepan ziarah syawalan dapat didorong ke arah ekonomi kreatif, terutama mendorong pengembangan santriprenuer dalam ekonomi kreatif ,” katanya.

Sehingga mendorong lahirnya kunjungan religi lainnya selain ziarah tersebut. Terutama bagi para santri diharapkan mampu mencetak semangat sebagai wirausaha baru.

“Santri bisa jadi wirausaha baru, bisa membuka lapangan kerja baru dengan produk yang ramah muslim,” ucapnya.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Harian ADKI Jawa Tengah Zukruf Novandaya, sejumlah ulama, serta jamaah umum.

(heru/lbi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *