5 Restoran yang Dikira Milik Asing, Padahal Produk Asli Indonesia – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.comBeberapa produk kuliner sering mengecoh lantaran disangka berasal dari negara lain. Ternyata lima restoran dan kafe ini milik perusahaan lokal tanah air.

Banyaknya bisnis kuliner seringkali membuat pelaku bisnis harus bersaing dengan nama yang eye catching.

Tak sedikit pemilih namanya justru mengecoh banyak pelanggan dan mengira produknya berasal dari perusahaan luar negeri.

Tak terlepas dari beberapa produk kuliner dalam negeri yang seringkali disangka sebagai produk asing.

Faktanya beberapa produk kuliner ini dikelola dan keuntungannya diterima langsung oleh perusahaan tanah air.

Rasa dan kualitasnya juga mampu bersaing dengan banyak produk luar negeri. Mulai dari kafe ternama hingga restoran cepat saji dengan menu ayam goreng sebagai andalannya ini ternyata produk lokal.

Berikut ini 5 produk kuliner yang ternyata milik perusahaan lokal merangkum beberapa sumber.

1. JCo

Kafe yang terkenal dengan produk kopi dan donatnya ini masing sering dianggap sebagai produk asing.

Padahal J.Co Donuts & Coffee merupakan produk kuliner asli tanah air yang dikelola oleh perusahaan asli Indonesia.

JCo merupakan kafe yang dimiliki oleh pebisnis bernama Johnny Andrean.

Kehadiran gerai JCo di Indonesia pertama kali dimulai pada 2006 yang kemudian disusul dengan gerai pertamanya di luar negeri pada 2007 dibuka di Malaysia.

Hingga kini JCo telah berhasil berkembang dengan pesat dan menu-menunya yang lebih variatif.

Tak hanya kopi serta donat, menu berupa frozen yoghurtnya juga diminati oleh banyak pelanggan yang datang.

 

2. Hoka Hoka Bento

Nama dari restoran cepat saji yang satu ini terdengar lebih identik dengan negara Jepang.

Apalagi ketika melihat susunan menu, citarasa, hingga kemasannya yang mirip seperti bekal atau bento khas Jepang.

Hoka Hoka Bento pertama kali didirikan pada 18 April 1985.

Pada pendirian restoran cepat saji bernuansa Jepang ini ada sosok orang Indonesia bernama Hendra Arifin yang merupakan pemiliknya.

Restoran ini berada di bawah lisensi PT. Eka Bogainti dengan gerai pertamanya yang dibuka berlokasi di kawasan Kebon Kacang.

Restoran cepat saji ini juga dinobatkan sebagai pelopor restoran bernuansa Jepang di Indonesia.

3. Silverqueen

Produk cokelat yang manis legit biasanya identik dengan cokelat-cokelat asal Eropa. Misalnya dari Swiss, Jerman, hingga Belanda.

Lantas bagaimana dengan merek cokelat Silverqueen? Walaupun menggunakan nama yang kebarat-baratan, cokelat ini ternyata dimiliki seorang WNI keturunan Tionghoa bernama Ming Chee Chuang.

Perusahaan cokelat ini pertama kali berdiri di Garut, Jawa Barat.

Chee Chuang mengambil alih pabrik cokelat tersebut untuk kemudian memproduksi Silverqueen setelah berhasil membeli NV Ceres yang dahulu milik orang Belanda.

Bahkan cokelat Silverqueen pernah dipesan khusus sebagai sajian ketika Konferensi Asia Afrika di Bandung.

 

4. Holland Bakery

Kata ‘Holland’ seringkali mengecoh pelanggan Holland Bakery untuk menganggapnya sebagai perusahaan milik Belanda.

Faktanya Holland Bakery sepenuhnya perusahaan roti asli Indonesia yang begitu legendaris.

Holland Bakery berdiri pada 1978 yang ketika itu mereka juga menjadi pionir bisnis modern bakery di Indonesia.

Saat ini Holland Bakery berada pada pengelolaan PT. Mustika Cita Rasa yang terus mengembangkan bisnisnya.

Dekorasi kincir angin yang menjadi ciri khasnya memang terinspirasi dari Belanda yang dikenal sebagai kincir angin, namun dalam berbagai pengelolaannya tidak melibatkan andil perusahaan Belanda atau mengacu pada hidangan khas Belanda.

 

5. CFC

Ada banyak restoran cepat saji yang terkenal dengan ayam gorengnya di Indonesia. Termasuk beberapa restoran asal luar negeri yang datang dari Amerika Serikat, Eropa, dan banyak negara lainnya.

Ternyata ada sebuah restoran lokal yang bersaing dengan restoran cepat saji luar negeri ini.

Namanya CFC yang merupakan singkatan dari California Fried Chicken. Namun perusahaannya tidak datang atau dikelola oleh perusahaan asal California.

CFC merupakan merek dagang dari PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.

Perusahaan yang berdiri sejak 1983 ini dimiliki oleh sosok Suyanto Gondokusumo sebagaimana yang dilansir melalui CNN Indonesia.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *