Faktor Pemicu Risiko Terkena Kanker Payudara – Liputan Online Indonesia

liputanbangsa.com Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Secara global, kanker payudara menjadi perhatian utama karena jumlah kasus yang terus meningkat setiap tahunnya.

Di Indonesia, kanker payudara merupakan jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di antara wanita.

Menurut data dari Globocan 2020 yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), kanker payudara menempati posisi pertama dalam insiden kanker pada wanita di Indonesia, dengan lebih dari 65.000 kasus baru setiap tahunnya.

“1 dari 8 perempuan berisiko kanker payudara. Menurut catatan di Indonesia ada lebih dari 200 ribu kasus kanker, 30% diantaranya adalah kanker payudara,” Dede Gracia, Ketua Yayasan Daya Dara Indonesia (Lovepink), Rabu (4/9/2024).

Kanker payudara dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini.

Inilah beberapa faktor yang memicu risiko kanker payudara.

Rokok Aktif dan Pasif

Merokok aktif telah lama diketahui meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara. Zat karsinogenik dalam rokok dapat merusak sel-sel tubuh dan menyebabkan mutasi yang memicu kanker.

Perokok pasif, atau mereka yang terpapar asap rokok dari orang lain, juga menghadapi risiko serupa. Bahkan paparan asap rokok dalam jangka pendek dapat berdampak negatif pada kesehatan payudara.

Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko yang signifikan untuk kanker payudara. Alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dan hormon lainnya yang berhubungan dengan perkembangan kanker payudara. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin besar risiko terkena kanker payudara.

Pola Makan

Pola makan yang tinggi lemak, terutama lemak jenuh, serta rendah serat dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Diet seimbang dengan makan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, serta rendah lemak jenuh dan olahan, dapat membantu mengurangi risiko.

Olahraga dan Berat Badan

Kurangnya aktivitas fisik dapat berkontribusi pada kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan faktor risiko penting untuk kanker payudara, terutama setelah menopause. Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal dan menurunkan risiko terkena kanker.

Pola Hidup dan Stres

Pola hidup yang tidak sehat, termasuk kebiasaan tidur yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan tingkat stres yang tinggi, dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker payudara. Stres kronis dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh berpotensi mempengaruhi perkembangan kanker.

Polusi Lingkungan

Polusi lingkungan, termasuk polusi udara, air, dan tanah, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Bahan kimia berbahaya yang ada di lingkungan, seperti pestisida dan bahan kimia industri, dapat menumpuk dalam jaringan lemak tubuh dan mempengaruhi perkembangan sel kanker.

“Kita perlu sadar bahwa sel kanker sebenarnya sudah ada di tubuh kita. Tapi, bagaimana cara menonaktifkannya? Kuncinya adalah menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan menghindari polusi karena semua itu sangat mempengaruhi,” tegas Dede.

Langkah yang tidak kalah penting adalah dengan deteksi dini dengan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri). SADARI bisa dilakukan rutin setiap bulan setelah menstruasi.

“Gampang kok. Saat mandi, kamu bisa cek payudara sendiri. Caranya, gerakkan tangan searah jarum jam, putar-putar, dan rasakan apakah ada benjolan. Lakukan sebulan sekali. Misalnya, menstruasi dari tanggal satu sampai lima, maka ceklah pada tanggal tujuh sampai 10,” saran Dede.

Dede juga menyarankan agar wanita tidak takut untuk melakukan USG payudara untuk pengecekan yang lebih intensif. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan mendorong deteksi dini,

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *