Berkedok Customer Service Bank, Mahasiswi di Semarang Kena Tipu Hingga 8 Juta – Liputan Online Indonesia

Bydian

5 Januari 2023
Berkedok Customer Service Bank, Mahasiswi di Semarang Kena Tipu Hingga 8 Juta - Liputan Online Indonesia (foto : Tribunjateng.com)

SEMARANG, liputanbangsa.com – Kasus penipuan yang menimpa SF seorang mahasiswi di salah satu Universitas ternama di Semarang masih menyisakan pilu sekaligus penyesalan mendalam.

Saat uang di rekening SF dikuras oleh penipu, ia lantas membuka aplikasi Get Contact. Selain sebagai sebagai aplikasi yang dapat menapis panggilan mengganggu, aplikasi Get Contact juga dapat mengidentifikasi nama pengguna dengan nomor telepon tak dikenal.

Aplikasi ini juga dapat memunculkan nama kontak seseorang pada ponsel orang lain. Dalam kasus kriminal, aplikasi ini kerap dimanfaatkan untuk melacak nomor ponsel yang ditengarai sebagai penipu.

Nantinya, sistem pada aplikasi Get Contact akan secara otomatis memberitahu pengguna jika nomor tak dikenal tersebut terindikasi mencurigakan.

Hal ini bisa terjadi lantaran adanya penandaan nomor dan penamaan oleh pengguna Get Contact lainnya atas nomor tersebut.

“Saat saya buka aplikasi Get Contact, nomor yang telpon saya tadi ada di Get Contact dengan nama ‘penipu BCA'” kata SF, Rabu (4/1/2023) malam di indekosnya.

Mengetahui nomor tersebut sebagai penipu, ia lantas tersadar jika dirinya sedang dalam penipuan. Anehnya, dirinya justru kembali menanyakan kelanjutan uang di rekening yang tiba-tiba hilang.

“Saya waktu itu panik. Meskipun udah tau kalau itu penipu, saya masih minta tanggung jawab dia untuk balikin uang saya,soalnya di depan janji bakal dikembalikan.” jelasnya.

Berkedok Customer Service Bank, Mahasiswi di Semarang Kena Tipu Hingga 8 Juta – Liputan Online Indonesia (foto : Tribunjateng.com)

Sejurus kemudian, nomor WhatsApp miliknya diblokir oleh penipu tersebut. Ia pun akhirnya tersadar jika uang miliknya tak bisa dikembalikan.

“Janjinya mau bantu ngembaliin uang saya. Tapi malah nomor saya diblokir,” terangnya.

Sebelumnya, Ibu korban SF, Siti Mutmainnah (48) menuturkan kasus penipuan yang menimpa putrinya tersebut terjadi pada Jumat (30/12/2022) siang.

Awalnya, ia tak mengetahui jika putrinya mengalami penipuan lantaran SF tak bercerita.

“Saya nggak tahu kalau dia kena tipu. Kemarin waktu pulang dari Semarang diem-diem aja. Dua hari setelahnya baru dia cerita,” ucapnya saat di Semarang, Rabu (4/1/2023) malam.

Ia pun kaget setelah mendapati anaknya mengalami penipuan lantas bergegas membuat laporan kepada Polsek Bumiayu.

Namun, lanjut dia, Polsek Bumiayu mengalihkan laporan tersebut lantaran kejadian terjadi di Semarang.

“Kemarin waktu di rumah sempet laporan ke Polsek Bumiayu. Diarahin buat laporan ke Polda Jateng karena kejadian di Semarang,” ungkapnya.

Namun lantaran baru tiba di Semarang pada Rabu (4/1/2023) sore, ia bersama putrinya berencana melaporkan penipuan tersebut pada Kamis (5/1/2023) pagi.

Kepada Polda Jateng, ia berharap agar kasus penipuan yang menimpa anaknya bisa terselesaikan.

“Ya semoga bisa terselesaikan. Uang Rp 7 juta itu jumlahnya banyak bagi kami. Anak saya tidak merasa meminjam namun ada orang tak bertanggungjawab yang meminjam dengan mengatasnamakan nama anak saya,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi asal Brebes berinisial SF harus mengalami nasib apes lantaran menjadi korban penipuan online berkedok layanan customer service.

Pelaku berhasil menggasak rekening milik SF senilai Rp 900 ribu. Bahkan, pelaku yang mengaku sebagai admin HaloBCA juga tak tanggung-tanggung menguras habis pinjaman Shopee miliknya dengan limit Rp 7.450.000 rupiah.

Diakui SF, kejadian nahas yang menimpa dirinya bermula saat ia mendapati telepon genggamnya pada Jumat (30/12/2022) sekira pukul 12:00 WIB siang, muncul banyak pemberitahuan dari Bank BCA di email miliknya.

“Saya kaget. Saya tidak punya rekening BCA. Saya punyanya BNI. Tapi kok banyak email dari BCA,” ungkapnya.

Usut punya usut, data pribadi miliknya telah digunakan oleh seseorang di aplikasi BCA Mobile. Ia yang terlanjur panik lantas berusaha menghubungi customer service melalui Twitter.

“Semua data diri, KTP, email dan nama lengkap saya tercantum sebagai nasabah BCA,” lanjutnya.

Di sinilah kemudian detik-detik rekening SF ludes. Mulanya, admin resmi dari HaloBCA yang ditandai dengan akun bercentang biru membalas mention dan pesan langsung dirinya di Twitter.

Namun karena balasan tersebut dinilai tak solutif, ada akun yang mengatasnamakan HaloBCA yang tak berlabel centang biru memberi respon baik.

“Yang akun palsu seolah memberikan harapan bisa menyelesaikan permasalahan yang menimpa saya,” imbuhnya.

Tanpa pikir panjang, SF segera menuruti segala permintaan admin di akun tersebut.

“Dia nelpon, minta nyebutin nomer rekening sampai ngarahin buat buka aplikasi Shopee. Di situlah kemudian rekening saya kena. Uang di rekening hilang Rp 900 ribu,” jelasnya.

Anehnya, apa yang dilakukan SF seolah di luar kendali dirinya. Ia menuruti setiap permintaan admin lewat sambungan telepon WhatsApp tersebut.

Saat dirinya telah membuka aplikasi Shopee, penelpon mengarahkan SF untuk membuat pinjaman di Shopee. Kebetulan, jumlah limit pinjaman Shopee miliknya di kisaran Rp 7.425.000.

“Penelpon tadi ngarahin, jika pingin saldo Rp 900 ribu di rekening itu kembali maka harus buat baru lewat pinjaman Shopee,” terangnya

“Saya ga sadar. Prosesnya cepet banget. Tiba-tiba pinjaman Shopee udah ketarik masuk. Saya cek ke Bank BNI untuk lihat riwayat transaksi, ternyata ada transaksi keluar. Tapi bukan saya yang transaksi,” tandasnya. (dian/lbi)

Bydian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *