Ciri Terinfeksi Covid-19 Varian JN.1, Lidah Memutih? – Liputan Online Indonesia

JAKARTA, liputanbangsa.com –  Muncul informasi di media maya bahwa ciri utama infeksi Covid-19 varian JN.1 adalah lidah tampak lebih putih dari biasanya.

Epidemiolog Dicky Budiman membantah hal ini. Ia menilai tidak ada ciri khas yang berbeda dari pasien yang terinfeksi JN.1.

“Sebetulnya kalau ciri fisik engga ada yang berbeda signifikan ya, sekali lagi kasus ini tidak bisa digeneralisasi, kita (pakar/ahli) juga terus mengamati,” kata Dicky.

Dicky mengatakan kabar yang berkembang di masyarakat dan mengeklaim kalau lidah lebih putih setelah terinfeksi varian JN.1 itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, sebab belum ada penelitian ilmiah akan hal pernyataan itu.

“Secara ilmiah juga belum ada datanya (lidah lebih putih akibat varian JN.1), hanya yang ada kalau terinfeksi Covid-19 keluhan batuknya cukup lama, dan nyeri sendi,” kata Dicky.

Dicky meminta masyarakat tidak mengambil kesimpulan sendiri lewat isu yang berkembang, ditambah lagi belum ada penelitian ilmiah yang membahas ciri khas yang infeksi varian JN.1 tersebut.

Sejauh ini, menurut Dicky, pasien Covid-19 sering merasakan keluhan nyeri sendi dan batuk yang cukup lama.

Bahkan ada yang tidak mengalami demam. Ciri utama yang menonjol lagi adalah cepat lelah.

“Kalau ini datanya cukup banyak disampaikan, terutama di Australia dan Amerika,” ujar Dicky.

Ia berharap masyarakat yang mengalami keluhan pada dirinya dan berada di kondisi yang kurang bugar, bisa segera memeriksakan dirinya ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

Tujuannya untuk mengantisipasi bila memang terinfeksi Covid-19.

Sementara itu, Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Octaviani mengatakan Covid-19 varian JN 1 sudah ada sejak awal November 2023.

Varian itu sedang bersirkulasi di dunia, termasuk di Jakarta.

Dwi menjelaskan dalam dunia kesehatan ada istilah yang dinamakan covid tongue, yaitu gejala yang ditunjukan dengan permukaan lidah berwarna lebih putih yang tidak merata dibandingkan biasanya.

“Tapi ini tidak khas dan tidak perlu jadi patokan untuk menduga diagnosis Covid atau bukan, atau Covid pada subvarian JN 1 atau bukan,” kata Dwi kepada Tempo pada Sabtu, 23 Desember 2023.

Dwi mengimbau agar masyarakat memanfaatkan layanan vaksinasi Covid-19. Vaksinasi dapat dilakukan di puskesmas kecamatan, rumah sakit, atau tempat lainnya.

Informasi teknis seperti jadwal dan lokasinya bisa di cek langsung lewat akun media sosial dinas kesehatan atau fasilitas kesehatan yang diinginkan.

 

(ar/lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *