Embung Subari Diresmikan, Akan Mengaliri 35 Hektar Lahan Pertanian di Kendal – Liputan Online Indonesia

Embung Subari Diresmikan, Akan Mengaliri 35 Hektar Lahan Pertanian di Kendal - Liputan Online Indonesia. Foto : dok. Pemprov Jateng

KENDAL, liputanbangsa.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meresmikan pembangunan embung, kali ini di Desa Kalibareng, Kecamatan Patean, Kendal, Jateng, Selasa (14/2/2023).

Embung itu dinamakan Embung Subari diambil dari nama petani setempat, Subari, yang merelakan tanah seluas sekitar 1.800 meter untuk dibangun embung. Setelah diresmikan Embung Subari diharapkan dapat mengairi 35 hektare lahan pertanian di sekitarnya.

“Jadi Pak Bari sudah menunaikan tugas yang luar biasa memberikan tanahnya, diberikan kepada masyrakat. Sekarang sudah jadi, tinggal tentu membereskan dari saluran airnya, yang tersier, terus kemudian perbaikan jalannya,” kata Ganjar seusai meresmikan Embung Subari.

Diketahui, Ganjar telah menginisiasi Gerakan Seribu Embung sejak tahun 2016. Setelah enam tahun berlalu, gerakan tersebut sudah melebihi target dan tercatat sudah ada 1.135 embung terbangun se-Jateng.

Pendanaan yang digunakan untuk pembangunan embung tidak hanya berasal dari APBD, tetapi juga dibantu banyak pihak. Seperti pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, hingga Corporate Social Responsibility (CSR).

Embung Subari Diresmikan, Akan Mengaliri 35 Hektar Lahan Pertanian di Kendal – Liputan Online Indonesia. Foto : dok. Pemprov Jateng

Keberhasilan program seribu embung akan terus dilanjutkan dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan agar jumlah embung yang dibangun bisa lebih banyak lagi.

Terkait Embung Subari, Ganjar menyebut nantinya akan digunakan masyarakat Desa Kalibareng untuk berbagai kebutuhan air bersih seperti sistem irigasi pertanian. Embung tersebut bisa menampung air hujan, dan dipergunakan masyarakat saat kemarau.

“Kira-kira 35 hektare (lahan pertanian) nanti akan bisa terairi. Kalau masih musim hujan, mungkin tadah hujannya masih bisa digunakan. Tapi kalau kemarau tentu embung ini punya manfaat. Saya senang melihat semua saling mendukung, gotong royong dengan luar biasa,” kata Ganjar.

Seperti diketahui, Embung Subari memiliki latar belakang kisah yang panjang. Awalnya, masyarakat di Desa Kalibareng mengharapkan adanya pembangunan embung untuk irigasi lahan pertanian.

Dalam perjalanannya, seorang petani yang juga warga setempat bernama Subari, memberikan tanah miliknya. Tak tanggung-tanggung, tanah yang diberikan cuma-cuma itu luasnya sekitar 1.800 meter. Dasar itulah yang kemudian disepakati, nama Subari dijadikan nama embung.

Aksi mulia itu terdengar hingga ke telinga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kemudian memberikan bantuan senilai Rp3,5 miliar untuk pembangunan embung.

Bahkan Ganjar Pranowo datang langsung ke Kalibareng untuk meninjau pembangunan embung dan bertemu langsung dengan Subari pada Oktober 2022 lalu. Pada pertemuan pertama itu Ganjar sempat mencium tangan Subari.

Bulan berikutnya, tepatnya pada 10 November 2022 atau pada peringatan Hari Pahlawan tingkat Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengundang Subari sebagai tamu kehormatan.

Dalam sambutannya, Ganjar mengatakan bahwa Subari merupakan pahlawan atau new hero hari ini. Aksinya tidak hanya untuk keluarga, tetapi warga Kalibareng dan Jawa Tengah.

Embung Subari Diresmikan, Akan Mengaliri 35 Hektar Lahan Pertanian di Kendal – Liputan Online Indonesia. Foto : dok. Pemprov Jateng

Subari mengatakan, keikhlasannya menghibahkan tanah itu karena ingin membantu petani yang kekurangan air. Sementara lahan pertanian di tempatnya sangat melimpah air sehingga ia ingin berbagi.

“Terus terang saya lihat petani lain itu kekurangan air, kalau tempat saya kelebihan, jadi supaya bisa merata di Kalibareng saya ikhlas. Kalau uang kan sekadar saya nikmati sendiri pak, tapi kalau embung dibuat kan masyarakat bisa sejahtera jadi bisa membantu,” ujar Subari waktu itu.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga berpesan agar masyarakat terus bersama merawat embung, termasuk lingkungan di sekitarnya. Paling penting adalah menjaga pohon yang berada di area atas embung agar tidak ditebang.

“Kami harapkan masyarakat menjaga area-area yang tingkat kemiringan tinggi, agar pohon-pohon besarnya jangan ditebang. Kalau nanti pohon yang di atas itu terkonservasi dengan baik, maka sumber mata airnya akan terjaga. Sumber air dari atas yang dijadikan sumber utama untuk bisa mengisi embung yang ada di sini,” ujar Ganjar. (dian/lbi)

Bydian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *